Sehari Sebelum Pemilu, 2 Ledakan Bom Terjadi di Pakistan dan Tewaskan 26 Orang
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Islamabad – Sehari sebelum Pemilu di Pakistan, dua ledakan dahsyat menghantam kantor kampanye pemilu di provinsi Balochistan barat daya negara itu, pada Rabu, 7 Februari 2024.
Insiden itu menewaskan sedikitnya 26 orang dan melukai lebih dari 45 lainnya, kata polisi dan pejabat rumah sakit setempat.
"Pengeboman mematikan tersebut, yang menargetkan kantor kandidat yang ikut serta dalam pemilu, terjadi di distrik Pishin dan Qila Saifullah di provinsi Balochistan," kata Inspektur Jenderal Polisi Balochistan Abdul Khalique Shaikh.
Dalam ledakan pertama di Pishin, sedikitnya 14 orang tewas, dan lebih dari 25 lainnya luka-luka, sedangkan di distrik Qila Saifullah sedikitnya 12 orang tewas dan lebih dari 20 lainnya luka-luka, kata pejabat tersebut.
“Serangan teroris terjadi ketika sejumlah besar pekerja dan pendukung pemimpin politik berkumpul untuk rapat mengenai pemilihan umum," ucap pejabat yang tidak disebutkan namanya itu, dikutip dari The Sundaily, Kamis, 8 Februari 2024.
Setelah ledakan, pasukan keamanan dan tim penyelamat bergegas ke lokasi kejadian dan memindahkan korban luka ke rumah sakit terdekat di distrik tersebut.
Menurut sumber rumah sakit, orang-orang yang terluka parah dipindahkan ke Quetta, ibu kota provinsi Balochistan, melalui helikopter untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik.
Aparat penegak hukum, polisi, dan regu penjinak bom menutup area tersebut dan mulai mengumpulkan bukti untuk memastikan penyebab pasti ledakan tersebut, yang menurut penyelidikan awal, disebabkan oleh alat peledak yang ditanam.
Mehmood Khan, seorang saksi mata dan warga Qila Saifullah, mengatakan bahwa dia sedang berdiri di dekat kantor pemilihan sebuah partai politik keagamaan bersama sepupunya. Tiba-tiba saja sebuah ledakan keras mengguncangnya.
“Semuanya berjalan normal sampai saya mendengar suara ledakan yang menggelegar. Untuk sesaat, saya tidak dapat memahami situasinya karena asap hitam tebal menghalangi penglihatan saya, tetapi saya dapat mendengar jeritan orang-orang yang terluka meminta bantuan,” ujarnya.
Khan, yang sepupunya juga terluka dalam ledakan itu, mengatakan bahwa setelah sadar, dia dan penduduk lain di daerah tersebut membantu petugas penyelamat memindahkan korban luka ke rumah sakit.
“Ini kekacauan,” tambahnya.
Pemerintah provinsi mengumumkan masa berkabung selama 3 hari atas hilangnya nyawa dalam kedua serangan tersebut, menurut Jan Achakzai, Menteri Informasi Balochistan.
Mengekspresikan kesedihan dan duka mendalam atas hilangnya nyawa dalam ledakan tersebut, Perdana Menteri sementara Anwar-ul-Haq Kakar mengutuk keras ledakan itu dan bersumpah untuk menggagalkan setiap upaya pihak-pihak tersebut untuk menyabotase hukum dan ketertiban di negara tersebut.
Perdana menteri juga menegaskan kembali tekad kuat pemerintah untuk menyelenggarakan pemilihan umum dalam lingkungan yang damai.
Beberapa hari menjelang pemungutan suara, situasi keamanan di Balochistan dan barat laut Khyber Pakhtunkhwa masih tegang, dengan sejumlah serangan dan korban jiwa dilaporkan di beberapa daerah.
Untuk memberikan lingkungan yang damai kepada para pemilih, pemerintah telah mengerahkan 596.618 personel lembaga penegak hukum, termasuk polisi, tentara, dan pasukan paramiliter untuk menjaga demokrasi dan ketertiban pada hari pemilihan.