Pemuda Muslim Amerika Keturunan Palestina Ditikam di Texas
- Anadolu
VIVA – Pihak kepolisian di Texas, Amerika Serikat (AS), pada hari Selasa menyatakan bahwa penikaman yang dialami seorang pria berusia 23 tahun asal Palestina pada akhir pekan sebelumnya merupakan "insiden yang diduga bermotivasi oleh bias". Departemen Kepolisian Austin, Texas, mengonfirmasi bahwa mereka sedang melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut.
“Berdasarkan informasi yang kami terima, kami yakin insiden pada 4 Februari 2024 memiliki motivasi bias, dan akan ditinjau oleh Komite Peninjau Kejahatan Kebencian,” kata Kepolisian Austin dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Anadolu, Rabu, 7 Februari 2024.
Korban, yang diidentifikasi oleh ayahnya sebagai Zacharia Doar, dirawat di rumah sakit dan menjalani operasi. Tersangka ditangkap dan dimasukkan ke Penjara Travis County dan didakwa karena melakukan penyerangan dengan senjata mematikan, kata polisi.
Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) mengadakan konferensi pers di Austin, dan menyerukan agar tuntutan kejahatan rasial diajukan.
Dalam pernyataan terpisah setelah pengumuman polisi Austin bahwa insiden tersebut akan dievaluasi oleh Komite Peninjau Kejahatan Kebencian, CAIR juga menyambut baik langkah tersebut.
“Kami menyambut baik pengakuan cepat atas dugaan motif serangan ini dan meminta otoritas penegak hukum untuk mengajukan tuntutan yang sesuai dalam kasus ini. Setiap orang Amerika harus bebas mengekspresikan pandangan politik mereka, memakai simbol budaya mereka dan menjalankan keyakinan mereka tanpa takut diserang atau diintimidasi,” kata Wakil Direktur Nasional CAIR Edward Ahmed Mitchell dalam sebuah pernyataan.
CAIR mengatakan tersangka yang diidentifikasi oleh polisi sebagai Bert James Baker berusia 36 tahun, menyerang empat pemuda Muslim Amerika, dan menikam salah satu dari mereka. Selain Doar, dua di antara para korban adalah keturunan Palestina.
“Baker diduga berusaha merobek tiang bendera dengan syal keffiyeh Palestina bertuliskan ‘Bebaskan Palestina’ dari mobil mereka,” tambah CAIR.
Mitchell mencatat bahwa CAIR menerima 3.578 pengaduan selama tiga bulan terakhir pada 2023, yang menunjukkan gelombang “kebencian anti-Muslim dan anti-Palestina” sedang berlangsung.