Perusahaan Jerman Tetapkan Aturan 4 Hari Kerja Dalam Sepekan

Jerman
Sumber :
  • pexel

VIVA – Perusahaan Jerman tetapkan empat hari kerja dalam sepekan. Dalam ketetapan itu, perusahaan tidak membuat pengurangan gaji pada karyawannya. Saat ini, sebanyak 45 perusahaan di Jerman sedang memberlakukan ketetapan tersebut, langkah uji coba ini bertujuan untuk melihat tingkat produktivitas karyawan dalam jangka waktu enam bulan.

Menurut 4DWG, saat ini uji coba empat hari kerja sudah dilakukan di berbagai negara, antara lain Australia, Amerika Serikat, Inggris, Irlandia, dan Afrika Selatan. 

Sebanyak 500 perusahaan dari berbagai negara yang disebutkan ikut terlibat. Hasilnya, menimbulkan respon positif yang diharapkan, karena karyawan cenderung bekerja lebih produktif di waktu yang tersedia.

Jerman

Photo :
  • pexel

Dilansir dari DW, salah satu keberhasilan dalam penerapan uji coba ini dilakukan oleh Inggris, sebanyak 2.900 karyawan ikut serta dalam eksperimen ini. Menurut gabungan peneliti universitas Boston dan Cambridge, jumlah kasus absen pada perusahaan di Inggris berkurang hingga 30 persen dan sebanyak 40 persen karyawan merasakan adanya rasa stress yang berkurang sejak diadakan uji coba ini dibandingkan dengan bekerja lima hari penuh dalam sepekan.

Tak hanya itu saja efek positif yang ditimbulkan pada ketetapan ini, kasus pengunduran diri menjadi berkurang hingga 57 persen. Para peneliti pun mengamati adanya kenaikan omset pada perusahaan sebesar 1,4 persen melalui perbaikan dalam efisiensi dan produktivitas dalam bekerja.

Keberhasilan pada perusahaan Inggris rupanya menjadikan Jerman terinspirasi untuk menetapkan uji coba ini. Menurut Hans-Böckler-Stiftung, sebanyak tiga perempat tenaga kerja profesional mendukung penuh atas berkurangnya jam kerja dengan tidak adanya pengurangan gaji. Namun, rupanya terdapat responden yang menolak pengurangan jam kerja sekitar 17 persen.

Jerman

Photo :
  • DW
COP29, BNI Ungkap Peran Strategis Perbankan Akselerasi Transisi Hijau di Indonesia

Kendati demikian, terdapat tanggapan dari pihak ekonom di Institut Perekonomian Jerman (IW) terkait uji coba empat hari kerja dalam sepekan. Uji coba ini dianggap kontradiktif oleh Holger Schäfer.

Beliau menegaskan bahwa dengan adanya uji coba ini, sebuah bisnis akan kehilangan relevansi dalam sudut pandang ekonomi yang luas. Dan jika semua perusahaan menetapkan hal ini, hasil kerja yang didapatkan hanya menimbulkan defisit kapasitas produksi.

Curhat Advokat Zuhesti Prihadini Terjerat Pidana Padahal Jalankan Tugas dari Atasan

"Apa yang terlihat masuk akal dalam sebuah konteks bisnis tertentu, akan kehilangan relevansi dalam sudut pandang ekonomi yang lebih luas. Artinya, jika semua perusahaan memangkas jam kerja, hasilnya malahan adalah defisit kapasitas produksi," pungkasnya.

Pihak otonom kembali menegaskan bahwa dirinya meragukan ketetapan pengurangan jam kerja yang akan meningkatkan produktivitas karyawan.

Dua Teknologi Ini Dorong Inovasi hingga Efisiensi Bisnis

“Konsep empat hari kerja memangkas 20 persen jam kerja. Untuk membayarnya, tingkat produktivitas per jam kerja harus ditingkatkan sebanyak 25 persen. Ini sesuatu yang utopis," ungkapnya.

Namun demikian, adanya uji coba ini tetap dianggap menguntungkan di berbagai sektor, seperti pertukangan. Jörg Dittrich, Presiden Asosiasi Sentral Pertukangan Jerman pun beranggapan bahwa perusahaan akan sangat mampu untuk meningkatkan daya tarik dalam mencari tenaga kerja yang berkualitas. Namun dia pun mengakui bahwa ketetapan ini tidak akan berdampak pada semua perusahaan.

Menteri Investasi Rosan Roeslani (tengah), Ketum Kadin Anindya Bakrie (Kiri)

Menteri Rosan Pastikan Gerak Cepat Realisasikan Komitmen Investasi US$8,5 Miliar dari 10 Perusahaan Inggris

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menyatakan akan segera memfasilitasi minat-minat yang telah disampaikan.

img_title
VIVA.co.id
23 November 2024