Rusia Rilis Daftar Negara yang Menjadi Musuhnya, Bendera Merah Putih Terpampang Jelas

The Russian President, Vladimir Putin (Alexander Zemlianichenko/Reuters)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Arianti Widya

Jakarta – Sejak invasi Rusia ke Ukraina yang terjadi beberapa tahun silam, Indonesia lewat Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengecam aksi yang dilakukan oleh Putin. Indonesia menilai Rusia telah bersalah karena melanggar piagam PBB untuk memelihara perdamaian dunia. 

Saling Serang, Rusia Gunakan Rudal dari Korea Utara untuk Hancurkan Ukraina

Namun, negeri beruang putih itu tak menghiraukan kecaman dari berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia, dalam sidang darurat PBB ketika pengambilan voting invasi Ukraina. Indonesia memilih memvoting mengecam invasi Rusia terhadap Ukraina yang semakin massif. 

Sedangkan Rusia sendiri mengakui bahwa invasi ke Ukraina adalah operasi militer khusus untuk mengikis pengaruh Z (NATO) di Ukraina yang menjadi buffer zone Rusia. Moskow juga menegaskan bahwa tak akan menghentikan serangan militer dalam waktu dekat. 

Putin Akui Belum Bertemu Bashar al-Assad Sejak Digulingkan, Tegaskan Rusia Belum Kalah di Suriah

Presiden Jokowi dan Presiden Putin di Kremlin usai pernyataan bersama

Photo :
  • AP Photo/Alexander Zemlianichenko, Pool, File

"Ledakan spektakuler mengguncang terminal ekspor bahan bakar besar di Laut Baltik di barat daya St. Petersburg bulan ini dari pesawat tak berawak Ukraina, memaksa Novatek untuk menghentikan operasinya selama beberapa hari," jelas AP pada 30 Januari 2024.

Putin: Israel sedang Bertindak Sesukanya di Suriah

Setelah serangan brutal tersebut, Ukraina juga melancarkan serangan ke wilayah Krasnodar. Di sana ada sebuah kilang minyak terbesar yang dimiliki oleh Rusia. Kilang minyak tersebut hancur terkena drone kamikaze milik Ukraina. 

"Pekan lalu, serangan pesawat tak berawak di pelabuhan Tuapse di Laut Hitam di wilayah selatan Krasnodar menghantam salah satu kilang terbesar Rusia dan memicu kebakaran, sementara kilang besar lainnya di kota Yaroslavl di Sungai Volga," jelasnya.

Serangan-serangan terorganisir militer Ukraina yang didukung negara-negara Barat tentu saja merepotkan Rusia. Terlebih, Ukraina menyerang Rusia secara acak sehingga membuat Vladimir Putin dan kelompok militernya kesulitan menghadapi Ukraina. 

The Russian President, Vladimir Putin (Alexander Zemlianichenko/Reuters)

Photo :
  • VIVA.co.id/Arianti Widya

"Serangan seperti ini merupakan pukulan berat terhadap upaya Presiden Vladimir Putin untuk meyakinkan masyarakat Rusia bahwa kehidupan di negara tersebut sebagian besar tidak tersentuh oleh perang yang telah berlangsung selama hampir dua tahun," beber AP.

Sementara itu, pengamat pertahanan Michael Kofman mengatakan bahwa Vladimir Putin mulai suntuk melihat perkembangan perang di Ukraina. Malahan, Ukraina yang menyerang lebih dulu Rusia dengan cara sporadis. 

Karena terus menerus menjadi sasaran Ukraina, Rusia mulai mengumumkan daftar negara yang menjadi musuhnya. Namun, ada bendera merah putih terpampang di daftar musuh tersebut. Tapi jangan takut, sebab bendera merah putih yang dimaksud adalah milik Monaco. 

"Rusia telah mengambil keputusan besar di tengah perang dengan Ukraina. Selain Ukraina, permusuhan Rusia dengan negara-negara Uni Eropa sudah diketahui luas. Kini daftar 4 lagi negara serupa telah dikeluarkan oleh Rusia yang dianggap musuhnya," jelas CGTN.

Sampai saat ini, sudah ada sekitar 27 negara yang dianggap sebagai musuh oleh Vladimir Putin, termasuk Monaco, Singapura, Australia, AS, Ukraina, dan masih banyak yang lainnya. Usai merilis data tersebut, Rusia mengambil tindakan bahwa mereka adalah musuhnya. 

Duta Besar Rusia untuk Indonesia Sergei Tolchenov dalam arahan pers di Jakarta, Jumat, 20 Desember 2024.

Dubes Rusia Ungkap Alasan Negaranya Beri Suaka kepada Mantan Presiden Suriah Assad

Duta Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan keputusan pemerintah Rusia untuk memberikan suaka kepada mantan presiden Suriah Bashar al-Assad adalah keputusan yang baik.

img_title
VIVA.co.id
20 Desember 2024