Inggris Akan Segera Akui Kedaulatan Palestina, Namun Ada Syaratnya
- wsj.com
VIVA Dunia – Inggris berkata bahwa negaranya siap untuk memajukan momen secara resmi untuk mengakui adanya kedaulatan negara Palestina, kata Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron.
Pria yang sering disapa Lord Cameron itu mengatakan warga Palestina harus diberikan cakrawala politik untuk mendorong perdamaian di Timur Tengah.
Berbicara kepada Dewan Konservatif Timur Tengah di House of Commons, Cameron mengatakan bahwa rakyat Palestina harus menunjukkan “kemajuan yang tidak dapat diubah” menuju solusi dua negara (two-state solution).
“Kita harus mulai menentukan seperti apa negara Palestina nantinya, apa saja yang akan dibentuk, bagaimana cara kerjanya,” katanya, dilansir Sabtu, 3 Februari 2024.
“Saat hal itu terjadi, kami, bersama sekutu, akan mempertimbangkan masalah pengakuan negara Palestina, termasuk di PBB. Ini bisa menjadi salah satu hal yang membantu membuat proses ini tidak dapat diubah,” kata Cameron kepada dewan.
Menurut BBC, menteri luar negeri tersebut menyarankan agar pengakuan formal dan diplomatis terhadap negara Palestina dapat diberikan bukan sebagai bagian dari perjanjian perdamaian akhir, melainkan selama negosiasi.
Menteri luar negeri itu juga mendesak Israel untuk mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Gaza dan mengatakan “menggelikan” bahwa bantuan penting Inggris dan bantuan lainnya dikirim kembali ke perbatasan.
Cameron mengatakan, 30 tahun terakhir adalah kisah kegagalan Israel karena gagal memberikan keamanan kepada warganya. Hanya dengan mengakui kegagalan itu, katanya, akan ada perdamaian dan kemajuan.
Inggris memang telah lama mendukung solusi dua negara (two-state solution), dimana Israel dan Palestina dapat hidup berdampingan di negara yang terpisah.
Namun Cameron menyarankan agar Inggris memberikan pengakuan formal dan diplomatis kepada negara Palestina bukan sebagai bagian dari kesepakatan perdamaian akhir, namun lebih awal, selama perundingan itu sendiri.
Namun, sebelum pengakuan ini, Cameron mengatakan para pemimpin Hamas harus meninggalkan Gaza sebelum Inggris bisa mengakui Palestina sebagai negara berdaulat.
"Anda tidak bisa mendapatkan solusi dua negara jika Gaza masih dikuasai oleh orang-orang yang bertanggung jawab atas serangan 7 Oktober,” katanya.
Pada saat yang sama, harus ada otoritas baru Palestina yang “cepat berdiri dengan pemimpin yang teknokratis dan baik yang mampu memerintah Gaza, katanya.
Lord Cameron menambahkan: “Bersamaan dengan hal tersebut, hal yang paling penting adalah memberikan cakrawala politik kepada rakyat Palestina sehingga mereka dapat melihat bahwa akan ada kemajuan yang tidak dapat diubah menuju solusi dua negara dan yang terpenting adalah pembentukan negara Palestina,”
“Kami mempunyai tanggung jawab di sana karena kami harus mulai menentukan seperti apa negara Palestina nantinya, apa yang akan tercakup di dalamnya, bagaimana cara kerjanya, dan yang paling penting, melihat isu ini, dan ketika hal itu terjadi, kami dan para sekutu kami akan mempertimbangkan pengakuan negara Palestina, termasuk di PBB,” lanjutnya.
Husam Zomlot, kepala misi Palestina di London, mengatakan komentar Lord Cameron adalah kalimat yang "bersejarah", karena untuk pertama kalinya, Inggris mempertimbangkan untuk mengakui negara Palestina "sebagai kontribusi terhadap solusi damai dan bukan sebagai hasil".