Tensi Islamfobia Meningkat, Siswi Muslim Kena Perundungan di Sekolah AS
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Washington – Sebuah video perundungan viral di media sosial, yang menunjukkan penyerang secara agresif meraih dan memukul siswi Muslim, serta membenturkan kepalanya. Pelaku juga mendorongnya ke tanah setelah mengayunkannya.
Chicago Sun-Times mengatakan polisi sedang menyelidiki kasus ini. Berdasarkan laporan kepolisian, kejadian itu terjadi pada pekan lalu.
Pelajar tersebut awalnya tidak melakukan apapun dan tidak memprovokasi, karena dalam video terlihat pelajar lewat tanpa melakukan intervensi.
Laporan yang berkembang mengatakan gadis itu berasal dari Arab Saudi. Namun, Kedutaan Besar Saudi di AS membantah kabar tersebut dan mengatakan belum ditemukan informasi yang menunjukkan bahwa korban adalah warga negara Saudi.
“Baik kedutaan maupun konsulat tidak menerima laporan apa pun mengenai warga negara Saudi yang diserang dalam insiden tersebut,” kata kedutaan Saudi, dikutip dari Marocco World News, Jumat, 2 Februari 2024.
Dewan Hubungan Islam Amerika (CAIR) mengatakan bahwa anak laki-laki yang terlibat dalam intimidasi tersebut diduga terlibat dalam serangan serupa terhadap seorang siswa berhijab tahun lalu.
"Insiden itu tidak dilaporkan tetapi kini sedang diselidiki oleh pihak sekolah,” jelas CAIR.
Dewan tersebut juga meminta sekolah dan distrik tersebut untuk secara efektif mengatasi budaya penindasan yang lebih luas, yang memang tidak hanya terjadi di sekolah dan distrik tersebut, namun merupakan fenomena umum dan sulit diatasi.
Banyak orang juga mengecam penyerangan tersebut serta kelambanan pihak sekolah terhadap kejadian serupa.
"Ini adalah serangan kedua yang dilakukan anak ini terhadap siswi Muslim dan pihak sekolah tidak melakukan apa pun hingga orang-orang harus mengajukan pengaduan,” kata salah satu pengguna di X.
Pengguna X lainnya mengecam kurangnya kampanye media terhadap insiden tersebut, dengan mengatakan mengapa tidak ada protes media tentang Muslim yang diserang dan dibunuh.
Sebagai informasi, Komunitas Muslim di AS telah bergulat dengan meningkatnya insiden Islamofobia yang mengkhawatirkan selama bertahun-tahun.
Tahun lalu, CAIR mengeluarkan laporan yang mencantumkan serangkaian insiden anti-Islam yang menargetkan individu Muslim dan masjid.
Salah satu insiden yang dikutip dalam laporan tersebut adalah gugatan CAIR terhadap Alaska Airlines atas nama dua pria Muslim.
Kedua pria tersebut, menurut laporan, telah dikeluarkan dari penerbangan pada tahun 2020 karena berkomunikasi dalam bahasa Arab.
“Gugatan tersebut muncul setelah maskapai itu berkomitmen untuk melakukan peninjauan internal atas insiden tersebut, namun tidak pernah menindaklanjutinya dengan para pelakunya,” kata laporan itu.
Mereka juga menekankan bahwa kedua klien tersebut diperintahkan untuk turun dari pesawat setelah penumpang lain menyampaikan kekhawatirannya atas pesan teks berbahasa Arab mereka.
Maskapai diduga memaksa para pria tersebut menjalani pemeriksaan bandara setelah mereka dikeluarkan dari penerbangan pertama dan menempatkan mereka pada penerbangan terpisah beberapa jam kemudian.
Laporan tersebut juga mencantumkan tindakan Islamofobia di tempat-tempat ibadah, termasuk yang terjadi di Iowa, di mana kamera keamanan di pusat komunitas merekam seorang wanita menggunakan salju untuk menggambar salib di fasilitas Muslim tersebut.