Butuh 66 Tahun Buat Ekonomi Gaza Pulih Setelah Perang

VIVA Militer: Penduduk Gaza, Palestina, korban serangan militer Israel
Sumber :
  • wsj.com

VIVA Dunia – Diperlukan waktu hingga tahun-tahun terakhir di abad ini (kemungkinan di tahun 2090-an) atau sekitar 66 tahun bagi perekonomian Gaza untuk kembali pulih seperti sebelum konflik jika permusuhan di wilayah kantong Palestina segera dihentikan, kata badan perdagangan PBB dalam sebuah laporan yang baru diterbitkan.

Pendapatan Global McDonald hingga Starbucks Babak Belur Akibat Aksi Boikot 

Serangan Israel di Gaza, yang terjadi setelah serangan ‘balasan’ Hamas pada tanggal 7 Oktober telah menewaskan lebih dari 26.000 orang, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan menghancurkan infrastruktur serta mata pencaharian 2,3 juta penduduknya.

Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan mengatakan konflik tersebut telah memicu kontraksi PDB (produk domestik bruto) Gaza sebesar 24% dan penurunan PDB per kapita sebesar 26,1% sepanjang tahun 2023.

Anggota Parlemen Lebanon Klaim Kesepakatan Gencatan Senjata dengan Israel Hampir Tercapai

Israel buldozer kamp pengungsi Palestina di RS Kamal Adwan, Gaza Utara

Photo :
  • Akhbar al Aan

UNCTAD mengatakan bahwa, jika operasi militer berakhir dan rekonstruksi segera dimulai, dan jika tren pertumbuhan yang terlihat pada tahun 2007-2022 terus berlanjut, dengan tingkat rata-rata tahunan sebesar 0,4%, Gaza dapat memulihkan tingkat PDB seperti sebelum konflik pada tahun 2092.

Bisnis Lokal di Berbagai Negara Dapat Angin Segar Imbas Masifnya Boikot Produk Terafiliasi Israel

Dalam skenario terbaik, jika PDB bisa bertumbuh sebesar 10% per tahun, maka PDB per kapita Gaza masih memerlukan waktu sampai tahun 2035 untuk mencapai tingkat PDB tahun 2006, sebelum Israel pada tahun 2007 melakukan blokade permanen baik darat, laut, dan udara, dengan alasan kekhawatiran keamanan.

“Dibutuhkan waktu hingga tahun 2092 agar Gaza bisa kembali ke kondisi seperti tahun 2022, yang sama sekali bukan tempat yang baik bagi masyarakat Gaza,” kata Rami Allazeh, seorang ekonom yang bekerja di Wilayah Pendudukan Palestina di UNCTAD, melansir Middle East Monitor, Jumat, 2 Februari 2024.

“Saya pikir kesimpulan utama dari laporan ini adalah tingkat kehancuran yang kita saksikan di Gaza belum pernah terjadi sebelumnya. Dibutuhkan banyak upaya dari komunitas internasional untuk pembangunan kembali dan pemulihan di Gaza,” lanjutnya.

UNCTAD mengatakan bahwa, untuk pulih setelah intervensi militer Israel sebelumnya di Gaza pada tahun 2014, kebutuhan wilayah kantong tersebut mencapai sekitar $3,9 miliar. Kebutuhan tersebut akan jauh lebih tinggi setelah konflik saat ini, jelasnya.

“Mengingat tingkat kehancuran dan intensitas kerusakan yang kita saksikan saat ini di Gaza, dan operasi militer masih berlangsung, jumlah yang diperlukan untuk pemulihan di Gaza akan berkali-kali lipat dari jumlah $3,9 miliar yang dibutuhkan setelah perang tahun 2014,” ujar Allazeh.

VIVA Militer: Penduduk Gaza, Palestina, korban serangan militer Israel

Photo :
  • wsj.com

Seperti diketahui, perekonomian Gaza sudah amburadul bahkan sebelum konflik akibat blokade ekonomi Israel, dengan perekonomian di wilayah kantong tersebut mengalami kontraksi sebesar 4,5 persen dalam tiga kuartal pertama tahun 2023, menurut perkiraan UNCTAD.

Dua pertiga penduduknya hidup dalam kemiskinan dan 45% angkatan kerja menganggur sebelum konflik. Pada bulan Desember, pengangguran telah melonjak hingga mencapai 79,3%, kata UNCTAD.

“Saya rasa komunitas internasional atau masyarakat di Gaza tidak mampu menanggung bencana kemanusiaan selama puluhan tahun. Gaza perlu menjadi bagian dari agenda pembangunan, bukan diperlakukan sebagai sebuah kasus kemanusiaan,” tutup Allazeh.

Ilustrasi/Proses autopsi korban penembakan

Terpopuler: Kronologi Polisi Tembak Pelajar hingga Tewas, Bapak Kopassus yang Ditakuti Elite Militer RI

Peristiwa penembakan polisi kembali menjadi sorotan publik menyusul kasus seorang perwira polisi menembak anak buahnya sendiri di Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat.

img_title
VIVA.co.id
27 November 2024