Terungkap Jumlah Anggota Hamas Palestina yang Tewas di Tangan Israel
- VIVA.co.id/Arianti Widya
Gaza – Serangan Israel terhadap wilayah Gaza terus berlanjut, dengan klaim bahwa serangan tersebut bertujuan untuk menghancurkan milisi Hamas. Dampaknya, lebih dari 25.000 jiwa dilaporkan menjadi korban.
Dilansir dari Wall Street Journal, Selasa, 30 Januari 2024, pertanyaan muncul terkait jumlah kematian di pihak Hamas, mengingat kelompok tersebut memiliki status sebagai milisi dan Kementerian Kesehatan Gaza tidak merinci jumlah kematian dari Hamas dalam data korban sipil yang dirilis.
Meski demikian, sebuah laporan intelijen dari Amerika Serikat (AS) mengklaim dapat mengungkap jumlah tersebut. Menurut laporan Wall Street Journal, Israel dilaporkan telah membunuh antara 20% hingga 30% pejuang Hamas di Gaza sejak perang dimulai pada 7 Oktober yang lalu.
Washington memperkirakan Hamas memiliki antara 25.000 dan 30.000 pejuang di Gaza sebelum perang, ditambah ribuan anggota kepolisian dan otoritas lainnya di wilayah tersebut. Data ini diperoleh berdasarkan perkiraan mereka pada komunikasi yang disadap, pengawasan drone, dan intelijen Israel.
"Selain sekitar 5.000 hingga 9.000 militan yang tewas, 10.500 hingga 11.700 pejuang Hamas lainnya terluka. Banyak dari pejuang Hamas tersebut dapat kembali berperang," kata seorang pejabat AS kepada Wall Street Journal yang dikutip Russia Today.
"Hamas, yang telah memerintah Gaza sejak tahun 2007, juga mempertahankan kekuatan untuk terus menyerang Israel. Kelompok tersebut saat ini sedang berusaha membangun kembali kepolisiannya."
Perkiraan Israel sendiri menyebutkan jumlah awal pejuang Hamas lebih tinggi, yaitu 30.000 atau lebih. Sumber di Pasukan Pertahanan Israel sejauh ini dilaporkan telah membunuh 9.000 selama perang ditambah 1.000 selama serangan yang mendahuluinya.
"Serangan melukai lebih dari 16.000 militan Palestina, begitu pula klaim mereka mengenai keseriusan luka-luka tersebut. Setengah dari mereka yang terluka tidak akan berperang lagi," kata seorang pejabat senior militer Israel.
Pensiunan Jenderal Angkatan Darat AS, Joseph Votel, menyebutkan bahwa jumlah yang berkurang ini telah memaksa para pasukan Hamas untuk mengambil peran-peran yang berbeda secara bersamaan.
"Para pejuang yang tersisa kemungkinan besar melakukan beberapa pekerjaan setelah memikul tanggung jawab dari rekan-rekan mereka yang gugur," ujarnya.
Perang Israel dan Hamas pecah pada 7 Oktober lalu. Ini dipicu serangan lintas batas yang dilakukan Hamas ke Israel yang menewaskan 1.200 warga sipil Israel.
Tel Aviv kemudian memilih untuk melakukan serangan membabi-buta ke Gaza yang menewaskan hingga 25 ribu warga sipil di wilayah ini. Ini memicu tekanan dunia agar Israel segera menghentikan serangannya.