Demonstrasi Memanas, Petani di Prancis Akan Kepung Ibu Kota
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Paris – Pemerintah Prancis bergegas menenangkan para petani di negaranya, dalam upaya terakhir untuk mencegah blokade besar-besaran terhadap ibu kota Perancis minggu ini.
Namun, para pemimpin serikat pertanian tidak menunjukkan tanda-tanda akan mundur dari protes mereka, yang sedang berlangsung mengenai berbagai keluhan terkait pajak, peraturan dan harga.
Perdana Menteri Prancis yang baru menjabat, Gabriel Attal, menghabiskan akhir pekannya, 28 Januari 2024, untuk mengunjungi peternakan sapi di Indre-et-Loire.
Kunjungan itu terjadi ketika Menteri Pertanian Marc Fesneau berjanji bahwa langkah-langkah baru akan diumumkan segera pada hari Selasa, 30 Januari 2024, untuk mengatasi kekhawatiran para petani baik di tingkat UE maupun nasional.
Para menteri berusaha untuk mencegah pengepungan Paris, yang dijanjikan oleh para petani, dengan jalan-jalan utama di sekitar Perancis sudah menghadapi penyumbatan.
Attal mengakui pada hari Minggu bahwa peraturan yang sudah lama ada telah memberikan kekerasan dan memberikan beban baru pada petani selama beberapa dekade terakhir.
Dia juga menyesalkan bahwa politik tampaknya mengadu domba petani dengan lingkungan.
Meskipun ia mengumumkan beberapa konsesi pada hari Jumat, Attal mengatakan ia sadar betul bahwa pemerintah belum mengatasi permasalahan yang menjadi akar keluhan para petani.
"Para pemimpin utama serikat pekerja pertanian tampaknya tidak terkesan dengan janji-janji pemerintah," kata surat kabar Politico.
Rencana aksi skala penuh belum berubah, kata Arnaud Rousseau, ketua serikat petani FNSEA. Rousseau juga meminta para petani untuk beristirahat menjelang minggu yang penuh bahaya.
Ketidakpuasan di kalangan petani telah meluas menjadi protes besar di seluruh Eropa, didorong oleh keluhan terhadap peraturan lingkungan hidup dan kenaikan pajak bahan bakar diesel.
Meskipun terdapat subsidi yang signifikan dari Kebijakan Pertanian Bersama UE, kelompok politik sayap kanan semakin berupaya memanfaatkan kemarahan petani dengan menghubungkan kekhawatiran mereka dengan teknokrat UE dan migran asing.
Marine Le Pen, ketua partai sayap kanan National Rally, juga bertemu dengan para petani pada hari Minggu, dan mempertanyakan apakah pemerintah ingin membasmi pertanian Perancis untuk memajukan globalisasi.