Tambang Emas Ambruk di Mali, 70 Pekerja Tewas
- AP Photo/Baba Ahmed
Mali – Lebih dari 70 orang tewas akibat ambruknya tambang emas tradisional yang berada di barat daya Mali.
Menurut seorang pejabat setempat, kecelakaan itu terjadi Jumat pekan lalu di sebuah tempat penambangan emas di kota Kobadani, wilayah Kolikouro. Pencarian masih terus dilakukan di tengah kekhawatiran bahwa jumlah korban akan bertambah.
Karim Berthé, pejabat senior di Direktorat Geologi dan Pertambangan Nasional Mali, mengkonfirmasi rincian jumlah korban tewas seperti dilansir The Associated Press dan menyebutnya sebagai kecelakaan.
Ada sekitar 100 orang di dalam tambang pada saat keruntuhan terjadi, menurut Abdoulaye Pona, presiden Kamar Pertambangan Mali, yang berada di lokasi kejadian.
Penyebab keruntuhan yang terjadi di distrik Kangaba di wilayah barat daya Koulikoro pada hari Jumat, sedang diselidiki. Insiden ini pertama kali dilaporkan pada hari Selasa dalam pernyataan Kementerian Pertambangan yang memperkirakan sejumlah orang penambang tewas.
Tragedi seperti ini biasa terjadi di Mali. Sebagai negara produsen emas nomor tiga di Afrika yang menyumbangkan 25 persen untuk anggaran nasional negara itu. Aktivitas penambangan tradisional – yang berskala kecil dan informal marak dan ering dituduh mengabaikan langkah-langkah keselamatan, terutama di daerah terpencil.
"Negara harus menertibkan sektor pertambangan rakyat ini untuk menghindari kecelakaan seperti ini di masa depan," kata Berthé.
Kementerian Pertambangan sangat menyesalkan insiden tersebut, dan mendesak para penambang dan masyarakat yang tinggal di dekat lokasi pertambangan untuk mematuhi persyaratan keselamatan.
Tambang tersebut biasanya ditutup pada musim hujan oleh pemerintah karena bahaya yang diakibatkan hujan, kata otoritas setempat.
Pemerintah menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan juga rakyat Mali.
Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat kekhawatiran bahwa keuntungan dari penambangan yang tidak diatur di Mali utara dapat menguntungkan kelompok ekstremis yang aktif di wilayah tersebut.
Namun, wilayah yang mengalami insiden terbaru ini terletak jauh di sebelah selatan dan lebih dekat ke ibu kota, Bamako.
"Emas sejauh ini merupakan ekspor terpenting Mali, mencakup lebih dari 80% total ekspor pada tahun 2021," menurut Administrasi Perdagangan Internasional bersama Departemen Perdagangan AS. Lebih dari 2 juta orang, atau lebih dari 10% penduduk Mali, bergantung pada sektor pertambangan untuk mendapatkan penghasilan.
Penambangan emas tradisional diperkirakan menghasilkan sekitar 30 ton emas per tahun, dan mewakili 6 persen produksi emas tahunan Mali.
Kementerian Pertambangan memperkirakan negara ini memiliki simpanan emas sebanyak 800 ton. Negara ini juga memiliki sekitar 2 juta penambang emas yang beroperasi di sekitar 300 lokasi penambangan rakyat, kata Pona.