Ibu Negara Korea Selatan Kim Keon Hee Terlibat Skandal Tas Dior Seharga Rp35 Juta
- Naija News
VIVA Dunia – Ibu Negara Korea Selatan Kim Keon Hee, istri dari Presiden Yoon Suk Yeol baru saja terkena skandal ‘suap’ yang menghebohkan.
Voice of Seoul, saluran berita berbasis YouTube, mengatakan pada November tahun lalu bahwa Kim Keon Hee telah dihadiahkan tas tangan mewah dari jenama Dior dari seorang pendeta Korea-Amerika pada tahun 2022. Tas itu bernilai 3 juta won atau Rp35 juta.
Video ibu negara yang menerima hadiah ini direkam secara diam-diam oleh seorang pendeta menggunakan kamera yang disamarkan sebagai jam tangan. Tas tangan itu disediakan oleh Voice of Seoul, melansir laporan The Korea Times, Kamis, 25 Januari 2024.
Pendeta yang bernama Abraham Choi, yang telah terlibat dalam pertukaran keagamaan dengan Korea Utara dan merupakan penganjur keterlibatan dengan Pyongyang, mengatakan bahwa dia awalnya meminta pertemuan dengan Kim karena keprihatinannya terhadap kebijakan garis keras Yoon terhadap Korea Utara.
Choi mengatakan meskipun Kim adalah seorang kenalan keluarga, tanggapannya terhadap diskusi mengenai kemungkinan menerima hadiah mewah, termasuk kosmetik Chanel yang menurutnya diberikan pada pertemuan pertama, membuatnya percaya bahwa hadiah semacam itu adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan suara dan audiensi.
Beberapa anggota Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang merupakan partai konservatif Yoon telah mendesak presiden dan istrinya untuk meminta maaf atas insiden yang dijuluki oleh media lokal sebagai "skandal tas Dior" dan mengakui bahwa menerima tas itu, setidaknya, tidak pantas, dengan harapan bisa meredakan dan menyelesaikan masalah ini.
Para analis mengatakan ketika Kim, sebagai pasangan seorang pejabat pemerintah, menerima tas tersebut, mungkin telah melanggar undang-undang anti-suap.
Pemimpin sementara PPP Han Dong-hoon mengatakan kepada wartawan bahwa kontroversi tas tangan Ibu Negara Kim dapat menjadi perhatian publik.
“Pada dasarnya, kasus tersebut merupakan sebuah rencana yang menggunakan kamera mata-mata. Namun, ada beberapa kesalahan dalam penanganannya,” kata Han kepada media. Sejauh ini baik Kim maupun suaminya serta Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol belum angkat bicara mengenai kontroversi ini.
Dengan memilih untuk tetap diam dan, pada akhir pekan, mendorong pemimpin partai untuk mengundurkan diri karena perbedaan pendapat mengenai pendirian beberapa anggota, Yoon berisiko menciptakan titik api yang pada akhirnya dapat merugikan PPP pada pemilu 10 April, kata para analis.
Para pendukung presiden mengatakan bahwa ibu negara adalah korban dari rencana ilegal untuk menjebaknya dengan kampanye kotor.
Yoon memenangkan pemilu dengan kemenangan tipis pada tahun 2022 tetapi PPP yang dipimpinnya merupakan minoritas di parlemen, yang dikendalikan oleh saingannya, Partai Demokrat.