Ini Skandal Tas Dior yang Jerat Presiden Korsel

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol
Sumber :
  • Im Hun-jung/Yonhap via AP

Seoul – Rekaman kamera tersembunyi yang memperlihatkan ibu negara Korea Selatan menerima tas Dior sebagai hadiah, telah menjerumuskan suaminya, Presiden Yoon Suk Yeol bersama partainya ke dalam kontroversi yang dapat mengancam upaya mereka untuk merebut kembali mayoritas parlemen dalam pemilu pada April mendatang.

Survei Terbaru, Setengah dari Orang Dewasa di Korsel 'Ogah' Punya Anak

Beberapa anggota Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang merupakan partai konservatif Yoon, telah mendesak presiden dan istrinya, Kim Keon Hee, untuk meminta maaf atas insiden yang dijuluki oleh media sebagai "skandal tas Dior" dan mengakui bahwa menerima hadiah seperti itu tidak pantas.

Sementara itu, kantor Yoon mengatakan tidak mau mengkonfirmasi atau membicaran hal tersebut.

Intelijen Korsel Sebut 100 Tentara Korut yang Dikirim ke Rusia Tewas

Dengan memilih untuk tetap diam, akan mendorong pemimpin partai untuk mengundurkan diri karena perbedaan pendapat mengenai pendirian beberapa anggota.

"Yoon juga berisiko menciptakan titik api yang pada akhirnya dapat merugikan PPP pada pemilu 10 April," kata para analis.

MK Korsel Perintahkan Presiden Yoon Serahkan Dekrit Darurat Militer

“Ini adalah sebuah bom politik,” kata Rhee Jong-hoon, seorang analis politik.

"Risiko Kim Keon Hee akan semakin besar."

Sebelumnya, Yoon memenangkan pemilu dengan kemenangan tipis pada tahun 2022, tetapi PPP yang dipimpinnya merupakan minoritas di parlemen, yang dikendalikan oleh saingannya, Partai Demokrat.

Para analis mengatakan ketika Kim, sebagai istri seorang pejabat pemerintah, menerima hadiah tersebut, yang diberi label harga US$2.250 atau Rp35,6 juta, maka dia telah melanggar undang-undang anti-suap.

Namun, para pendukung presiden mengatakan Kim adalah korban jebakan dari kampanye kotor.

Kasus ini muncul pada November lalu, ketika saluran YouTube menayangkan klip video yang direkam secara diam-diam oleh seorang pendeta keturunan Korea-Amerika dengan kamera tersembunyi saat dia mengunjungi Kim dan menyerahkan buah tangannya.

Pendeta Abraham Choi, yang telah terlibat dalam pertukaran keagamaan dengan Korea Utara dan merupakan penganjur keterlibatan dengan Pyongyang, mengatakan bahwa dia awalnya meminta pertemuan dengan Kim karena keprihatinannya terhadap kebijakan garis keras Yoon terhadap Korea Utara.

Choi memberikan tanggapannya atas hadiah mewah yang dia berikan pada istri Yoon tersebut. Menurutnya, itu hanya hal yang biasa untuk mendapatkan atensi.

"Bisa dibilang itu seperti tiket masuk, tiket pertemuan (dengan Kim)," kata Choi dalam sebuah wawancara.

Kantor Yoon mengatakan tidak memiliki informasi untuk diberikan ketika ditanya tentang klaim Choi.

Seorang pejabat kepresidenan yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada kantor berita Yonhap pekan lalu bahwa Choi, sengaja mendekati Kim dengan tujuan membuat film secara ilegal menggunakan koneksi keluarganya, dan bahwa hadiah tersebut akan disimpan sebagai milik pemerintah.

Sebagai informasi, sebelumnya Kim juga masih terjerat dalam tuduhan manipulasi harga saham sekitar 12 tahun lalu, sebuah kasus yang diputuskan oleh parlemen yang dikuasai oposisi bulan lalu dan menunjuk jaksa khusus untuk menyelidikinya.

PPP menentang RUU tersebut karena dianggap sebagai rencana DP untuk menghambat penyelidikan terhadap pemimpinnya, Lee Jae-myung, dan tuduhan korupsinya, namun PPP membantahnya. Yoon memveto RUU tersebut karena bermotif politik.

Kemudian, pada tahun 2021, Kim membuat permintaan maaf publik setelah berbulan-bulan tuduhan pemalsuan catatan profesional dan plagiarisme dalam tesis PhD-nya. Hal ini juga yang membayangi kampanye Yoon untuk menjadi presiden.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya