Arab Saudi Akan Buka Toko Miras Pertama di Riyadh

Putera Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman
Sumber :
  • Middle East Eye

Riyadh – Arab Saudi akan membuka toko minuman keras (miras) pertamanya di ibu kota Riyadh, yang khusus melayani diplomat non-Muslim. Hal ini disampaikan oleh sumber yang mengetahui inisiatif tersebut dan sebuah dokumen yang diungkapkan, pada Rabu, 24 Januari 2024.

Warganya Ditangkap Usai Tabrak Kerumunan Pasar Natal di Jerman, Begini Respons Arab Saudi

"Untuk melakukan pembelian di tempat tersebut, pelanggan harus mendaftar melalui aplikasi seluler, mendapatkan kode izin dari kementerian luar negeri, dan mematuhi kuota bulanan," kata sumber itu, dikutip dari First Post, Kamis, 25 Januari 2024.

Ilustrasi minuman keras.

Photo :
  • http://sebaiknyaanda-tahu.blogspot.com/
Cara Ampuh Menghilangkan Jamur di Kaca Mobil dengan Mudah dan Cepat

Perkembangan ini menandai langkah signifikan dalam upaya Arab Saudi, yang dipelopori oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman, agar memfasilitasi pariwisata dan bisnis di negara Muslim yang secara tradisional konservatif, di mana konsumsi minuman alkohol dilarang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Inisiatif ini juga sejalan dengan tujuan Visi 2030 Arab Saudi, yang bertujuan untuk mendiversifikasi perekonomian, di luar ketergantungan pada minyak mereka.

Normalisasi Hubungan Israel-Arab Saudi, MBS Tetap Minta Palestina Merdeka

Toko minuman keras baru tersebut terletak di Kawasan Diplomatik Riyadh, sebuah kawasan yang sebagian besar merupakan tempat tinggal kedutaan dan kediaman diplomatik, dan akan dibatasi secara ketat untuk non-Muslim, sebagaimana diuraikan dalam dokumen tersebut.

Aksesibilitas toko tersebut kepada ekspatriat non-Muslim lainnya masih belum jelas. Meskipun Arab Saudi adalah rumah bagi jutaan ekspatriat, mayoritas adalah pekerja Muslim dari Asia dan Mesir.

Toko tersebut diperkirakan akan dibuka dalam beberapa minggu mendatang, kata sumber yang mengetahui rencana tersebut.

Arab Saudi sendiri memiliki undang-undang ketat, yang melarang meminum alkohol dan dapat dihukum dengan ratusan cambukan, deportasi, denda, atau penjara. Sebagai bagian dari reformasi, hukuman cambuk telah banyak digantikan dengan hukuman penjara.

Alkohol jugs hanya tersedia melalui surat diplomatik atau di pasar gelap.

Media yang dikendalikan negara melaporkan minggu ini bahwa pemerintah memberlakukan pembatasan baru terhadap impor alkohol dalam pengiriman diplomatik, yang mungkin akan meningkatkan permintaan terhadap toko baru tersebut.

Peraturan baru ini akan membatasi impor atas barang-barang khusus dan minuman beralkohol, yang diterima oleh kedutaan besar negara-negara non-Muslim di Arab Saudi.

Bendera Arab Saudi.

Photo :
  • Ist

Arab Saudi, yang relatif tertutup selama beberapa dekade, dalam beberapa tahun terakhir telah melonggarkan aturan sosial yang ketat, seperti memisahkan laki-laki dan perempuan di tempat umum dan mewajibkan perempuan mengenakan jubah hitam atau abaya.

Genggaman kekuasaan Pangeran Mohammed bin Salman juga disertai dengan perubahan-perubahan, yang mencakup pembukaan negara untuk pariwisata non-religius, konser dan mengizinkan perempuan mengemudi, serta tindakan keras terhadap perbedaan pendapat dan saingan politik.

Visi 2030 juga mencakup pengembangan industri lokal dan pusat logistik, serta bertujuan untuk menambah ratusan ribu lapangan kerja bagi warga negara Saudi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya