5 Aksi Kekejaman Tentara Amerika Serikat dalam Sejarah, Mayoritas di Negara Arab
- Defense News
Jakarta – Amerika Serikat (AS) dikenal sebagai negara yang menerapkan standar ganda. Saat mereka sering menggunakan isu mengenai hak asasi negara, tapi mereka adalah negara yang dikenal sejarah sebagai negara yang memiliki tingkat kekejaman yang tinggi, termasuk dalam invasi militer ke negara lain.
1. No Gun Ri, Korea
Melansir dari The World, Selasa, 23 Januari 2024, pada tahun 1950, Amerika Serikat terlibat dalam Perang Korea untuk mendukung Korea Selatan. Namun, pasukan AS yang kurang terlatih dan kurang siap menghadapi serangan Korea Utara menghadapi krisis pengungsi yang parah.
Pada bulan Juli 1950, sekitar 400 warga sipil Korea Selatan tewas di kota No Gun Ri oleh pasukan AS yang menganggap mereka mungkin merupakan tentara Korea Utara yang menyamar. Kejadian tragis ini terjadi selama tiga hari, menurut para penyintas setempat dan anggota Kavaleri.
2. My Lai, Vietnam
Pada tanggal 16 Maret 1968, Kompi Charlie, Brigade ke-11 memasuki desa My Lai di Vietnam, membunuh lebih dari 300 warga sipil di bawah perintah Letnan William Calley. Serangan brutal ini terjadi tanpa adanya perlawanan, dengan beberapa korban ditikam dengan bayonet dan wanita serta anak-anak dianiaya.
Cerita ini baru terungkap melalui laporan jurnalis Seymour Hersh pada bulan November 1969 setelah bercakap-cakap dengan seorang veteran Vietnam, Ron Ridenhour. Pembantaian ini menimbulkan pertanyaan penting atas perilaku tentara AS dan para pemimpin mereka di lapangan.
3. Abu Ghraib, Irak
Pada tahun 2004, foto-foto penyiksaan tahanan Irak di penjara Abu Ghraib mengejutkan dunia. Foto-foto tersebut memicu kemarahan di dunia Arab dan Muslim, digunakan untuk merekrut pemberontak, dan memicu penyelidikan militer serta Kongres AS. Kesembilan tentara yang terlibat dinyatakan bersalah, tetapi kompleks tersebut dipertahankan sebagai tempat kejadian perkara, seperti dilaporkan The New York Times.
4. Haditha, Irak
Pada tanggal 19 November 2005, marinir AS membunuh 24 warga tak bersenjata di Haditha, Irak, sebagai tindakan balas dendam atas serangan terhadap konvoi Amerika. Meskipun sejumlah dakwaan dibatalkan, Sersan Staf Frank Wuterich dinyatakan tidak bersalah atas pembunuhan berencana, menurut The World.
“Saya ingin meyakinkan Anda bahwa pada hari itu, saya tidak pernah melakukan hal itu niat untuk menyakiti Anda atau keluarga Anda. Saya tahu Anda adalah korban sebenarnya dari 19 November 2005,” kata Wuterich yang dilansir CBS.
5. Serangan Udara Azizabad, Afghanistan
Pada tanggal 22 Agustus 2008, serangan udara oleh tentara AS dan Afghanistan di sebuah desa di Afghanistan menewaskan warga sipil yang berkumpul untuk upacara peringatan. Perkiraan korban bervariasi, mencapai antara 30 hingga 90 orang, menurut laporan yang saling bertentangan dari berbagai pihak.
Pentagon mengatakan bahwa serangan itu sebagai serangan sah terhadap Taliban dan mempertanyakan perkiraan jumlah korban yang dirilis oleh pemerintah Afghanistan. Awalnya militer AS menyangkal adanya korban sipil, tapi kemudian mengakui bahwa ada beberapa warga sipil yang terbunuh.