Parlemen Yaman Masukkan AS, Inggris dan Israel Dalam Daftar Teroris Global
- VIVAcoid
Sanaa – Parlemen Yaman mengeluarkan pernyataan, yang menekankan bahwa Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Israel harus ditempatkan di daftar teratas terorisme global. Hal ini sebagai tanggapan terhadap Washington yang memasukkan Ansarallah sebagai teroris pada minggu lalu.
TV Al-Maseerah melaporkan pada 21 Januari 2024, bahwa anggota parlemen Yaman menyebut AS dan sekutunya sebagai teroris.
"Mereka adalah pemimpin kejahatan dan terorisme di seluruh dunia. Mereka menekankan bahwa entitas pendudukan Israel dan rezim AS dan Inggris berada di urutan teratas dalam daftar terorisme global. Kami menegaskan bahwa mereka akan menuai akibat dari kejahatan mereka dan kejahatan Genosida yang dilakukan terhadap rakyat Palestina," kata laporan media tersebut, dikutip dari The Cradle, Senin, 22 Januari 2024.
Abdul Malik al-Houthi, pemimpin Ansarallah, mengutuk AS atas keputusannya, yang menetapkan Yaman sebagai organisasi teroris.
"Serangan dan klasifikasi Amerika tidak memiliki signifikansi dan merupakan langkah yang terjadi semata-mata dalam konteks membela kejahatan Israel,” ujarnya
Sementara itu, angkatan bersenjata pimpinan Ansarallah Yaman mulai menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Bab al-Mandeb, di Laut Merah pada November lalu. Hal ini sebagai tanggapan terhadap kampanye pemboman Israel di Gaza.
Meskipun terjadi serangan-serangan ini, lalu lintas kapal komersial dan kapal tanker minyak dan gas untuk kapal-kapal yang tidak terkait dengan Israel sebagian besar terus berlanjut.
“Parlemen menegaskan kembali komitmen (Yaman) terhadap keamanan maritim, mengklarifikasi bahwa sasarannya (hanya) terbatas pada kapal-kapal Israel atau kapal-kapal yang menuju pelabuhan-pelabuhan Palestina yang diduduki (Israel). Mereka juga menuduh AS berupaya untuk memiliterisasi Laut Merah dan mengancam keamanan navigasi internasional," kata Al-Maseerah TV.
Namun, pada 12 Januari 2024, AS dan Inggris memulai kampanye pengeboman yang menargetkan Yaman, sehingga semakin meningkatkan bahaya pelayaran maritim dan perjalanan melalui Laut Merah.
Para pejabat AS, yang berbicara kepada Washington Post pada 20 Januari 2024, mengindikasikan bahwa kampanye pengeboman yang dilakukan AS dan Inggris di Yaman, salah satu negara termiskin di dunia, akan terus berlanjut tanpa batas waktu.