Sektor Kesehatan Runtuh, 1.000 Warga Gaza Dirawat di Kapal Perang Prancis

Petugas medis membawa korban serangan Israel ke sebuah rumah sakit di Gaza.
Sumber :
  • Anadolu.

Gaza – Sekitar 1.000 warga Gaza dirawat di kapal perang Prancis, yang difungsikan sebagai rumah sakit, di lepas pantai Mesir. Hal itu diungkapkan oleh kapten kapal tersebut, yang menyediakan perawatan bagi beberapa orang ketika infrastruktur kesehatan di Palestina hancur akibat perang.

Menlu Italia Sebut Perintah ICC Tangkap Netanyahu Tak Akan Percepat Perdamaian di Timur Tengah

Dixmude, sebuah kapal pengangkut helikopter Perancis, telah berlabuh di pelabuhan al-Arish Mesir, 50 kilometer (30 mil) sebelah barat Jalur Gaza, sejak November. Kapal tersebut dilengkapi dengan bangsal, ruang operasi dan 70 staf medis

"Hampir 120 orang yang terluka telah dirawat di rumah sakit ini, sementara ratusan lainnya menjalani rawat jalan, termasuk tindak lanjut mengenai cedera dan masalah kejiwaan," kata Kapten Alexandre Blonce, dikutip dari VOA, Senin, 22 Januari 2024.

Musim Dingin Perburuk Kondisi Pengungsi Gaza, Hujan Deras Bikin Tenda-tenda Darurat Terendam Banjir

Korban perang di Gaza menerima perawatan di rumah sakit Al-Shifa di Gaza,

Photo :
  • AP Photo/Abed Khaled.

Blonce juga menyebut misi ini adalah hal yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Hizbullah Tembakkan 250 Roket ke Israel, Sejumlah Orang Luka-luka

Sementara itu, warga Palestina kesulitan mendapatkan perawatan medis di rumah sakit karena puluhan ribu orang terluka, sebagian besar dari 36 rumah sakit di Gaza juga tidak lagi berfungsi, dan rumah sakit yang ada dan masih beroperasi melebihi kapasitas, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Israel diketahui telah menargetkan rumah sakit terbesar yang tersisa, dengan mengatakan bahwa pejuang Hamas beroperasi di sana. Namun hal ini segera dibantah oleh Hamas.

Mereka yang cukup beruntung untuk menyeberang ke Mesir, seperti Ahmed Abu Daqqa, yang terluka pada 1 November, harus menunggu lama untuk mendapatkan perawatan medis.

Dokter di Gaza mengeluarkan pecahan peluru dari tubuhnya, tapi sebulan kemudian mereka menemukan lebih banyak pecahan peluru di lutut pria tersebut.

"Mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka akan menanganinya nanti karena terlalu banyak operasi,” katanya di atas kapal Dixmude.

“Saya mencoba berkali-kali untuk mendapatkan tempat sebelum akhirnya menyeberang ke Mesir," ujarnya.

VIVA Militer: Kapal Rumah Sakit KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992

Photo :
  • Istimewa/Viva Militer

Dia kemudian dapat menjalani operasi lebih lanjut di mana batang dan pecahan peluru dikeluarkan dan infeksi yang diakibatkannya ditangani, serta menerima terapi fisik.

Dia dan penumpang lainnya di kapal Prancis itu juga sedang menunggu giliran ke rumah sakit di Mesir atau di luar negeri. 

Sebagai informasi, selain Prancis, Italia dan baru-baru ini Indonesia juga mengirim rumah sakit terapung serupa untuk membantu warga Gaza.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya