Masuk Perangkap Hamas, 30 Tentara Israel Tewas di Rumah Kosong yang Dipasangi Bom

Pasukan Khusus Hamas Brigade Izzuddin al-Qassam
Sumber :

Gaza – Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap militer Hamas, membunuh dan melukai 30 tentara Israel di dalam sebuah rumah kosong yang dipasang jebakan bom dengan detonator di Gaza, pada Kamis, 18 Januari 2024. Hal itu diumumkan oleh Brigade Qassam dalam sebuah pernyataan di Telegram.

ICC Perintahkan Penangkapan PM Israel, Biden Tegaskan AS Akan Lindungi Netanyahu

"Mujahidin kami mengkonfirmasi pemboman sebuah rumah yang telah dipasangi jebakan dengan sejumlah alat peledak setelah memikat pasukan Zionis yang terdiri dari 30 tentara ke dalam rumah. Segera setelah mereka masuk, tempat itu diledakkan seluruhnya, dan menyebabkan mereka tewas dan terluka di Bani Suhaila, sebelah timur kota Khan Yunis, di selatan Jalur Gaza," menurut pernyataan Hamas, dikutip dari The Cradle, Jumat, 19 Januari 2024.

Meskipun Israel bersumpah untuk menghancurkan Hamas, sayap militer kelompok tersebut masih menimbulkan kerugian pada tentara Israel, setelah lebih dari 100 hari pertempuran, termasuk di Gaza utara.

Hamas Sebut AS Takut-takuti Hakim Mahkamah Internasional yang Perintahkan Tangkap Netanyahu

Menurut warga, pembunuhan 30 tentara Israel dapat memicu kembali pertempuran paling intens sejak Tahun Baru, ketika Israel mengumumkan akan mengurangi operasinya di sana.

PBB: Kematian Anak Palestina akibat Dibunuh Tentara Israel di Tepi Barat Naik Tiga Kali Lipat

Israel juga sebelumnya mengklaim bahwa pihaknya telah membunuh puluhan pejuang Qassam dalam bentrokan di Beit Lahiya.

Di saat yang sama, pemboman Israel terus memakan korban jiwa warga sipil Palestina. Menurut laporan Reuters lebih lanjut, seorang anak laki-laki terbunuh oleh rudal IDF saat bermain sepeda di dekat gerbang sekolah di Khan Younis.

“Zaher Abu Zarifa menangis dan menggendong putranya yang berusia tujuh tahun, Saif, dalam kantong plastik hitam, salah satu dari setidaknya 11 jenazah yang dibawa ke kamar mayat rumah sakit," menurut Reuters.

Seorang penggali kubur membuka ritsleting tas sehingga sang ayah bisa mencium wajah anak laki-laki itu untuk terakhir kalinya.

“Maafkan aku, anakku. Aku tidak bisa melindungimu,” kata sang ayah di makam anak laki-laki itu.

Meskipun pertempuran terus berlanjut, pemerintah Israel menggunakan keuangan mereka untuk mendorong penduduknya kembali ke pemukiman di sekitar Gaza, tempat yang diserang oleh pejuang Qassam selama Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023 lalu.

Menurut lembaga penyiaran publik Israel KAN, satu keluarga yang terdiri dari orang tua dan tiga anak akan dapat menerima US$5.600 atau setara sengan Rp87,5 juta, setiap bulan untuk kembali ke pemukiman tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya