Menhan Israel Sebut Perang Intensif Melawan Hamas Akan Segera Berakhir
- Youtube
Tel Aviv – Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, pada Senin, 15 Januari 2024, mengatakan bahwa fase intensif perang Israel dengan Hamas akan segera berakhir, namun ia mengesampingkan gencatan senjata.
Pada konferensi pers, Yoav Gallant mengatakan tahap manuver intensif yang dilakukan militer Israel di Gaza selatan akan segera berakhir. Dia menjelaskan bahwa militer baru-baru ini mengakhiri operasi darat intensifnya di Gaza utara.
“Di kedua tempat itu kita akan meraih momen untuk tahap selanjutnya,” ujarnya, dikutip dari VOA, Selasa, 16 Januari 2024.
Gallant mengatakan Israel tidak dapat sepenuhnya menghentikan operasi militernya di Gaza, karena Hamas tidak setuju untuk melepaskan sandera lagi tanpa tekanan militer. Komentar Gallant muncul ketika Hamas mengumumkan kematian dua sandera Israel yang mereka culik dalam serangan bulan Oktober.
Dalam sebuah video yang dirilis Hamas pada Senin, kelompok tersebut memperlihatkan dua mayat yang dikatakan sebagai sandera Israel. Dalam pernyataan yang menyertai video tersebut, Hamas mengatakan militer Israel membunuh para sandera.
Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, membantah bahwa pasukan Israel menyebabkan kematian tersebut. "Itu adalah kebohongan Hamas,” katanya.
Sebelumnya, pada Senin, pasukan Israel melancarkan serangan udara baru di Jalur Gaza, sementara kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza mengatakan, bahwa serangan Israel telah menewaskan lebih dari 130 orang selama satu hari terakhir.
Militer Israel mengatakan operasinya termasuk membunuh lima militan di Gaza utara, serta serangan udara dan serangan darat yang menghancurkan fasilitas penyimpanan senjata di wilayah Khan Younis di Gaza selatan.
Kementerian Kesehatan Gaza, mengatakan bahwa jumlah korban tewas akibat kampanye militer Israel telah meningkat menjadi setidaknya 24.100 orang, dan lebih dari 60.000 lainnya terluka.
Sebagai informasi, Israel memulai kampanye militernya setelah pejuang Hamas menyeberang ke Israel selatan untuk melakukan serangan pada 7 Oktober 2023, dan menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 orang dalam serangan teror tersebut.