5 Fakta Kerusuhan Mencekam di Papua Nugini, Pemerintah Berlakukan Darurat Nasional
- lonelyplanet.com
Papua Nugini – Port Moresby, ibu kota Papua Nugini saat ini berada dalam kekacauan ketika kerusuhan yang timbul di tengah warga sipil meningkat akibat sengketa kenaikan pajak dan pemotongan gaji yang berdampak pada pegawai negeri.
Bahkan di Jalan Kota ini berada dalam keadaan bergejolak, dan meluasnya aksi penjarahan, pembakaran, dan runtuhnya layanan-layanan penting. Laporan menunjukkan banyak toko telah digeledah dan dibakar, sehingga pemilik toko tidak dapat melakukan intervensi di tengah kekacauan tersebut.
Simak deretan Fakta Papua Nugigi yang sedang berlakukan darurat nasional gegara kerusuhan yang dilansir dari berbagasi sumber sebagai berikut:
3. Keadaan Darurat Selama 14 Hari
Kerusuhan di Port Moresby, Papua Nugini memasuki hari kedua. Pemerintah setempat mengumumkan keadaan darurat selama 14 hari. Diketahui kerusuhan dipicu perselisihan gaji tentara dan polisi Papua Nugini, yang berlanjut pada aksi unjuk rasa anarkis.
"Hari ini kami menyerukan keadaan darurat selama 14 hari di ibu kota negara kami," ucap Perdana Menteri Papua Nugini James Marape dalam pengumumannya.
2. Seribu Tentara Lebih Siaga
Marape mengumumkan lebih dari 1.000 tentara siaga untuk 'turun tangan' jika kondisi semakin darurat. Pengerahan militer berdasarkan keputusan pemberlakuan keadaan darurat tersebut.
Pasukan pertahanan, sebut Marape, bisa melakukan intervensi untuk mengatasi situasi apa pun yang mungkin muncul di masa depan. Pengerahan militer didasari analisis masyarakat tak puas dan tetap merusuh meski pemerintah telah berjanji memperbaiki kesalahan dalam pemotongan gaji.
3. Empat Kepala Departemen Dinonaktifkan
Marape menyebut ada empat kepala departemen yang terlibat dalam masalah pemotongan gaji itu. Pertama Komisioner Kepolisian, kedua Kepala Personalia. Ketiga yakni Kepala Keuangan. Dan terakhir adalah Kepala Perbendaharaan. Keempat kepala departemen itu telah dinonaktifkan selama 14 hari.
4. 15 Orang Tewas, 31 Luka-luka
Komisioner Kepolisian Papua Nugini David Manning, dalam pernyataan pada Kamis (11/1) waktu setempat, melaporkan 15 orang tewas. Korban tewas merupakan total dari korban kerusuhan di Port Moresby dan Lae.
Sementara itu rumah sakit terbesar di Port Moresby melaporkan ada 25 orang mengalami luka tembak. Pihak rumah sakit juga menuturkan ada enam orang lainnya yang luka akibat serangan pisau.
5. PM Papua Nugini Janji Tindak Tegas Provokator dan Pelaku Pidana
Perdana Menteri (PM) Papua Nugini James Marape menjanjikan tindak tegas setiap pelanggaran hukum yang terjadi saat kerusuhan menyelimuti negaranya. Marape menegaskan bahwa para pelanggar hukum tidak akan ditoleransi.
Marape dalam pernyataannya menanggapi situasi terkini di negaranya, dan menyampaikan permohonan maaf kepada rakyatnya. Dia juga menegaskan bahwa melonjaknya pelanggaran hukum tidak akan ditoleransi.
"Saya ingin berbicara hari ini, berbicara kepada masyarakat, dan berbicara kepada negara. Ini adalah negara Anda dan juga negara saya," tegas Marape saat berbicara dalam konferensi pers.