Makin Brutal, Geng Kriminal Ekuador Ancam Akan Eksekusi Warga Sipil Secara Acak di Jalan
- Associated Press
Ekuador – Ekuador, negara kecil di Amerika Selatan (AS) ini masuk ke dalam krisis setelah bertahun-tahun meningkatnya kontrol kelompok kriminal, yang menggunakan pelabuhan negara itu untuk mengirimkan kokain ke AS dan Eropa.
Presiden Ekuador, Daniel Noboa telah memberi perintah pada Selasa, 9 Januari 2024, untuk menetralisir geng kriminal, setelah orang-orang bersenjata menyerbu dan melepaskan tembakan di sebuah studio TV.
Dilansir dari France 24, Kamis, 11 Januari 2024, kelompok tersebut juga mengancam akan mengeksekusi warga sipil dan pasukan keamanan secara acak di jalan-jalan.
Kurang dari dua bulan setelah menjabat, Noboa menyatakan negaranya berada dalam kondisi konflik bersenjata internal.
Geng-geng kejahatan juga menyatakan perang terhadap pemerintah, ketika Noboa mengumumkan keadaan darurat setelah salah satu bos narkotika paling berkuasa di Ekuador melarikan diri dari penjara, pada Minggu, 7 Januari 2024.
Sedikitnya 10 orang tewas dalam serangkaian serangan yang dilakukan oleh geng-geng tersebut, delapan di Guayaquil, dan dua dibunuh secara kejam oleh kelompok bersenjata di kota terdekat, Nobol.
Kerusuhan juga meletus di beberapa penjara, di mana lebih dari seratus penjaga dan staf administrasi disandera, kata otoritas penjara SNAI.
“Ada ketakutan, anda harus berhati-hati, melihat ke sana-sini, jika Anda naik bus ini, apa yang akan terjadi,” kata seorang wanita berusia 68 tahun di Quito, yang tidak ingin disebutkan namanya.
Di kota pelabuhan Guayaquil, para penyerang yang mengenakan balaclava dan melepaskan tembakan menyerbu sebuah stasiun TV milik negara pada hari Selasa. Mereka menyandera beberapa jurnalis dan anggota staf dalam adegan dramatis yang disiarkan langsung sebelum polisi tiba.
Para gangster juga menculik beberapa petugas polisi, salah satunya dipaksa di bawah todongan senjata untuk membacakan pernyataan yang ditujukan kepada Noboa.
"Anda mengumumkan keadaan darurat. Kami menyatakan polisi, warga sipil, dan tentara sebagai rampasan perang," kata pernyataan itu.
Pernyataan tersebut menambahkan bahwa siapa pun yang ditemukan di jalan setelah pukul 23.00 waktu setempat akan dieksekusi.