Pemimpin Hamas Minta Negara-negara Muslim Kirim Senjata

VIVA Militer: Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh
Sumber :
  • minanews.net

Doha – Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, menyerukan bantuan senjata dari negara-negara Muslim kepada kelompok perlawanan Palestina. Hal ini diungkapkannya dalam pidatonya di Doha, Qatar pada Selasa, 9 Januari 2024.

Donasi untuk Palestina Meroket, INH Punya Program Besar 'Bangun Gaza Kembali'

“Kami melihat negara-negara di dunia menyerahkan senjata kepada pendudukan Israel melalui jembatan udara dan kapal induk,” kata Haniyeh, dikutip dari The Cradle, Rabu, 10 Januari 2024.

“Sudah waktunya (bagi negara-negara Muslim) untuk mendukung perlawanan dengan senjata karena ini adalah pertempuran Al-Aqsa, bukan hanya pertempuran rakyat Palestina saja," tambahnya.

Israel Attacks Yemeni Airports, Ports

VIVA Militer: Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh

Photo :
  • latimes.com

Mayoritas negara-negara Muslim fokus pada pengiriman bantuan kemanusiaan dibandingkan senjata kepada warga Palestina di Jalur Gaza yang terkepung.

Rudal Hipersonik Houthi Kembali Hantam Bandara Ben Gurion Israel

Selama gencatan senjata kemanusiaan sementara pada November lalu, negara-negara mayoritas Muslim, termasuk Turki, UEA, Qatar, Yordania dan Tunisia, mengirim pesawat ke Mesir untuk membawa bantuan penting bagi masyarakat Gaza.

Arab Saudi menyumbangkan ratusan juta riyal ke Palestina pada November 2023.

Namun, kerajaan tersebut juga telah melindungi Israel dari serangan roket yang masuk dari Yaman.

Hal itu adalah sebuah tindakan yang membuat mereka mendapat persetujuan penjualan jet tempur Eurofighter Typhoon dari Jerman.

Pada November tahun lalu, Iran dijadwalkan mengirim 60 ton bantuan kemanusiaan ke Mesir untuk Gaza, namun ditolak oleh Kairo atas permintaan Tel Aviv.

Haniyeh berbicara lebih jauh tentang Operasi Banjir Al-Aqsa yang dilakukan kelompok perlawanan Palestina dalam pidatonya.

Pemimpin HAMAS Ismail Haniyeh.

Photo :
  • albalad.co.

Dia mencatat tiga perkembangan sebelum Operasi Banjir Al-Aqsa yakni Israel memarginalisasi perjuangan Palestina baik di tingkat lokal maupun internasional, munculnya pemerintahan Zionis ekstremis yang tidak memprioritaskan pengungsian rakyat Palestina dan memaksakan kedaulatan atas Masjid Al-Aqsa, serta proses normalisasi dan integrasi Israel ke kawasan Asia Barat dengan mengorbankan rakyat Palestina.

Haniyeh juga mengatakan bahwa Israel telah gagal dalam mencapai tujuannya untuk menumpas Hamas, dengan mengatakan, “Hamas hadir di Gaza, Tepi Barat, Al-Quds, di diaspora, dan dalam hati nurani bangsa dan masyarakat bebas di dunia. Itu tidak bisa dihilangkan.  Hamas telah memasuki setiap rumah di negara Arab dan Islam, serta dunia.”

Mengacu pada meningkatnya ketegangan di luar Gaza, Haniyeh mengatakan bahwa peristiwa yang terjadi di Tepi Barat adalah hal yang serius dan signifikan.

"Seluruh wilayah berada dalam kondisi yang sangat panas, dengan para syuhada di garis depan, di Lebanon dan di tempat lain.”

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya