Blak-blakan, ISIS Ngaku Bertanggung Jawab Atas Bom di Iran, Tewaskan 84 Orang
- Asia Times
VIVA Dunia – Kelompok teroris Islamic State atau ISIS mengaku bertanggung jawab atas dua ledakan dahsyat yang menewaskan 84 orang pada peringatan pembunuhan Qasem Soleimani oleh Amerika Serikat di Republik Islam Iran.
Kelompok ekstremis militan tersebut mengunggah pernyataan di saluran afiliasinya, Telegram, yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut dan mengatakan bahwa dua anggotanya "mengaktifkan rompi peledak mereka" dengan sengaja untuk membunuh diri, melansir laporan AP, Sabtu, 6 Januari 2024.
Dua bom meledak di kota Kerman di Iran pada hari Rabu, 3 Januari 2024 dan menewaskan banyak orang yang berkumpul untuk memperingati kematian Soleimani, seorang pemimpin jenderal terkemuka Iran yang terbunuh oleh serangan pesawat tak berawak AS di negara tetangga Irak pada tahun 2020.
Bagi banyak warga Iran Soleimani dianggap martian dan pahlawan. Soleimani juga merupakan musuh keras kelompok ISIS.
Soleimani terbunuh dalam serangan pesawat tak berawak AS di bandara Baghdad pada tahun 2020. Dia adalah pejabat tinggi di Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dan komandan Pasukan elit Quds, yang bertanggung jawab atas kampanye Republik Islam di luar negeri.
Ledakan tersebut merupakan serangan paling mematikan di wilayah Iran dalam 45 tahun sejarah Republik Islam.
Sebelumnya, media pemerintah Iran melaporkan pelaku bom bunuh diri kemungkinan melakukan serangan tersebut.
Kantor berita IRNA yang dikelola pemerintah, melaporkan rekaman pengawasan dari rute menuju peringatan di Pemakaman Martir Kerman dengan jelas menunjukkan dengan jelas seorang pria membawa bom bunuh diri dan meledakkan bahan peledak.
"Penyebab ledakan kedua kemungkinan besar sama,” lapor IRNA.
Iran juga memperingati hari berkabung pada hari Kamis, dan pihak berwenang juga menyerukan protes massal pada hari Jumat ketika pemakaman para korban ledakan akan diadakan.
Bahkan sebelum ISIS mengaku bertanggung jawab, Presiden Iran Ebrahim Raisi mengutuk kejahatan keji dan tidak manusiawi tersebut, dan otoritas tertinggi Iran, Pemimpin Tertinggi Ayatollah Khamenei, bersumpah akan membalas dendam atas dua pemboman tersebut.
Dewan Keamanan PBB mengutuk serangan tersebut Dewan Keamanan PBB mengecam pemboman tersebut sebagai serangan teroris yang pengecut. "Para anggota Dewan Keamanan menegaskan kembali bahwa terorisme dalam segala bentuk dan manifestasinya merupakan salah satu ancaman paling serius terhadap perdamaian dan keamanan internasional,” kata PBB dalam sebuah pernyataan.
Uni Eropa dan beberapa negara, termasuk Jerman, Arab Saudi, Yordania, dan Irak, juga mengecam ledakan tersebut.