Bakal Turun Tahta dari Penguasa Denmark, Ini Sosok Ratu Margrethe yang Hidup Bahagia Tanpa Internet
VIVA Dunia – Dulu ada Ratu Elizabeth, kini sosok Ratu Margrthe II menjadi satu-satunya wanita di dunia yang memimpin sebuah kerajaan. Mungkin tak banyak yang tahu sosok sang Ratu Denmark ini.Â
Perlu diketahui, Ratu Margrethe menjadi ratu pemimpin terlama yang ada di benua Eropa. Menurut Britannica, lahir di Kopenhagen pada 16 April 1940, hanya seminggu setelah Nazi menginvasi Denmark, Margrethe selalu ingin menjalani kehidupan yang jauh dari biasa.
Tak heran sosoknya yang seperti itu membuat banyak orang ingin mengharapkan dirinya untuk tetap menjabat sebagai ratu hingga kematiannya tiba. Namun sayangnya, Ratu Denmark Margrethe II  baru-baru ini mengumumkan rencananya terkait dirinya yang akan turun tahta, setelah 52 tahun kepemimpinannya.
Ratu akan menyerahkan tahta kepada putranya yang bernama Putra Mahkota Frederik. Sang ratu, yang merupakan raja yang paling lama berkuasa di Eropa ini mengumumkan dalam pidato Tahun Barunya bahwa ia akan mengundurkan diri pada 14 Januari mendatang.Â
Rencananya yang ingin turun tahta pun, membuat sosok ratu Denmark ini dicari tahu publik.
Banyak hal yang menarik diketahui dari sosok Ratu Margrethe ini? Scroll ulasan berikut ini dilansir dari berbagai sumber.
Bahagia Tanpa Internet dan Ponsel
Sosok pemimpin satu ini sedikit berbeda dari lainnya. Jika pada umumnya kebanyakan orang tak bisa jauh dari ponsel maupun internet, lain halnya dengan pengusa Denmark satu ini.
Dikenal sebagai nama Daisy, Ratu Margrethe dikenal karena penolakannya terhadap telepon selular (ponsel) dan internet. Dirinya menegaskan sangat bahagia tanpa ponsel dan internet.
Sosok Kreatif
Ratu Denmark yang telah mengumumkan rencananya untuk turun tahta ini lahir pada tahun 1940 dari pasangan mantan raja Denmark Raja Frederik IX dan Ratu Ingrid.Â
Spanjang hidupnya, ia menikmati dukungan luas dari orang Denmark, yang menyukai kepribadiannya yang bijaksana namun kreatif. Dia juga dikenal karena kecintaannya pada arkeologi dan telah mengambil bagian dalam beberapa penggalian. Dia menjadi pewaris ayahnya pada tahun 1953 pada usia 31 tahun, setelah amandemen konstitusi mengizinkan perempuan untuk mewarisi takhta.
Terinspirasi Ratu Elizabeth
Tepat pada satu dekade yang lalu, Ratu Margrethe menyatakan bahwa dirinya begitu terinspirasi oleh mendiang Ratu Inggris, yakni Ratu Elizabeth.Â
"bahwa saya harus memahami bahwa saya harus mengabdikan hidup saya untuk negara saya seperti yang telah dia lakukan, dan dengan cara itu dia sangat penting bagi saya. " ujarnya mengutip salah satu sumber.Â
Dikenal sebagai Seniman
Tak hanya kreatif saja, ternyata selama bertahta sebagai penguasa ia terus berkarya hingga dikenalnya sebagai sosok seniman dan terkenal karena kecintaannya terhadap sebuah seni.
Â