Pakistan Tidak Rayakan Tahun Baru
- France 24
VIVA Dunia – Perdana Menteri Sementara Pakistan Anwaar-ul-Haq Kakar pada akhir pekan lalu mengumumkan langkah pemerintahnya untuk melarang dan meniadakan perayaan Tahun Baru di negara mereka.
Hal ini sebagai solidaritas Pakistan dengan rakyat Palestina, ketika Israel terus melanjutkan kampanye militernya yang tiada henti di Gaza.
Israel telah membunuh lebih dari 21.000 warga Palestina di Gaza sejak 7 Oktober, menurut angka resmi dari Kementerian Kesehatan Gaza.
Serangan udara dan darat Israel telah menuai kritik tajam dari negara-negara Muslim di seluruh dunia, termasuk Pakistan, dan meningkatkan seruan untuk segera melakukan gencatan senjata.
Dalam pesan video eksklusif, Perdana Menteri Pakistan tersebut mengutuk tindakan Israel di Palestina, dan mengatakan bahwa Islamabad telah berulang kali menyerukan gencatan senjata di Timur Tengah.
Kakar mengatakan Tahun Baru biasanya merupakan saat yang penuh kegembiraan dan perayaan, namun hal itu dibayangi oleh penderitaan warga Palestina.
Dia mengatakan Pakistan dan umat (komunitas) Muslim “sangat sedih” atas pembunuhan warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat, “terutama pembantaian anak-anak yang tidak bersalah”.
"Malam Tahun Baru biasanya ditandai dengan meriah di Pakistan, dengan kembang api dan tembakan dari udara, serta hari libur bank pada tanggal 1 Januari," ujarnya, melansir Arab News, Selasa, 2 November 2024.
"Mengingat situasi yang sangat memprihatinkan di Palestina, dan untuk menunjukkan solidaritas terhadap saudara-saudara kita di Palestina yang tertindas, akan ada larangan total oleh pemerintah Pakistan terhadap segala acara yang berkaitan dengan Tahun Baru,” lanjut Kakar.
Ia juga mengajak masyarakat untuk mengekspresikan solidaritas terhadap rakyat Palestina dengan menyambut tahun baru dengan sederhana. Kakar mengatakan Pakistan telah mengirimkan dua kiriman bantuan ke Gaza dan kiriman ketiga juga akan segera dikirimkan.
Krisis kemanusiaan yang kian meningkat di Gaza telah memperkuat seruan untuk mengakhiri permusuhan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berulang kali berjanji untuk melanjutkan kampanye untuk menghancurkan Hamas.
Sebanyak 2,4 juta penduduk Gaza menderita kekurangan air, makanan, bahan bakar dan obat-obatan, dan hanya sedikit bantuan yang masuk ke wilayah tersebut. Diperkirakan 1,9 juta warga Gaza telah mengungsi, kata PBB.