Hamas Tuntut Pembebasan 3 Pemimpin Utama Palestina Dalam Perjanjian Pertukaran Sandera
- AP Photo/Majdi Mohammed
Gaza – Hamas menyebut bahwa pihaknya akan menuntut pembebasan tiga pemimpin utama Palestina, dalam perjanjian setiap pertukaran sandera dengan Israel.
Milisi Palestina itu menegaskan bahwa Marwan Barghouti, Ahmed Saadat dan Abdullah Barghouti, adalah tiga orang dalam daftar tahanan yang akan dibebaskan dalam setiap kesepakatan baru.
Barghouti, yang berumur 64 tahun, anggota Komite Sentral Fatah, paling diunggulkan untuk memimpin Otoritas Palestina, yang berbasis di Ramallah, setelah Presiden Mahmoud Abbas.
Dilansir dari Anadolu Ajansi, Kamis, 21 Desember 2023, dia ditangkap oleh Israel pada tahun 2002, dan dijatuhi lima hukuman seumur hidup.
"Barghouti dapat mengubah wajah Otoritas Palestina,” kata salah satu surat kabar Israel, yang menyampaikan permintaan Hamas tersebut.
Sementara itu, Saadat, Sekretaris Jenderal Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP), ditangkap pada tahun 2008, dan dijatuhi hukuman penjara 30 tahun, sehubungan dengan pembunuhan Menteri Pariwisata Israel Rehavam Ze'evi pada tahun 2001.
Dan yang terakhir merupakan Abdullah Barghouti. Dia adalah pemimpin tertinggi Hamas dan dijatuhi hukuman seumur hidup karena serangkaian serangan terhadap Israel.
Israel sebelumnya juga sempat menolak memasukkan ketiga pemimpin itu dalam perjanjian pertukaran tahanan dengan Hamas pada tahun 2011, yang mencakup pembebasan tentara Israel Gilad Shalit dengan imbalan lebih dari 1.000 tahanan Palestina.
Sejauh ini belum ada komentar langsung dari pemerintah Israel mengenai laporan tersebut.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh tiba di Kairo, pada Rabu, 20 Desember 2023, di tengah upaya Mesir untuk memediasi kesepakatan pertukaran sandera baru antara kelompok Palestina dan Israel.
Selama jeda kemanusiaan selama seminggu di Gaza pada bulan lalu, Hamas membebaskan 81 warga Israel dan 24 warga asing untuk ditukar dengan 240 warga Palestina, termasuk 71 wanita dan 169 anak-anak.
Hampir 130 warga Israel ditawan oleh Hamas di Jalur Gaza setelah serangan lintas batas pada 7 Oktober.
Israel yang juga telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan Hamas, telah menewaskan hampir 20.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta melukai 52.586 orang, menurut otoritas kesehatan di wilayah kantong tersebut.