Marak Penembakan, Thailand Larang Penerbitan Izin Senjata Selama Setahun
- Al Jazeera
Bangkok – Thailand, salah satu negara yang menjadi buah bibir pada tahun ini akibat maraknya aksi penembakan, kini memutuskan resmi melarang penerbitan izin senjata baru selama satu tahun ke depan, pada Rabu, 20 Desember 2023.
Hal itu diputuskan setelah adanya gelombang kekhawatiran masyarakat akibat serentetan insiden penembakan.
Traisulee Traisoranakul, juru bicara Kementerian Dalam Negeri, mengatakan di halaman Facebook resminya terkait hal itu. Bahwa perintah tersebut akan segera berlaku.
“Ini untuk menjaga ketertiban dan keamanan publik," katanya, dikutip dari Anadolu Ajansi, Kamis, 21 Desember 2023.
Dia mengatakan bahwa beberapa waktu terakhir, senjata api sering dibawa di tempat-tempat umum, dan menyebabkan bahaya bagi kehidupan, serta mempengaruhi ketertiban sosial.
Thailand dikatakan memiliki salah satu tingkat kepemilikan senjata tertinggi di kawasan AsiaTenggara.
Langkah ini dilakukan dua bulan setelah seorang anak laki-laki berusia 14 tahun, melepaskan tembakan di sebuah pusat perbelanjaan Bangkok, pada Oktober lalu, dan menewaskan tiga orang.
Setahun sebelumnya, sebanyak 35 orang, termasuk 22 anak-anak, tewas di sebuah taman kanak-kanak di timur laut Thailand, dalam serangan senjata dan pisau, yang dilakukan oleh seorang mantan polisi.
Sebagai informasi, berdasarkan perkiraan, ada sekitar 10 juta senjata yang beredar di Thailand. Ini setara dengan rasio satu senjata untuk setiap tujuh warga.
Banyak senjata api yang diselundupkan ke negara tersebut, tapi Kritsanapong Phutrakul, mantan petugas polisi dan sekarang menjadi akademisi, mengatakan penjualan senjata lewat internet menjadi salah satu akar masalahnya.