Berniat Bunuh Seekor Kecoa, Pria di Jepang Malah Ledakkan Apartemen
- www.pixabay.com/PublicDomainPictures
Tokyo – Seorang pria Jepang berusia 54 tahun secara tidak sengaja menyebabkan ledakan di apartemennya ketika mencoba membunuh seekor kecoa, pada 10 Desember 2023 lalu.
Dia dilaporkan menggunakan insektisida dalam jumlah besar untuk membunuh hewan tersebut, dan menyebabkan ledakan di apartemennya di Kumamoto di pulau Kyushu, sekitar 230 mil barat daya Hiroshima, pada tengah malam.
Awalnya, pria itu melihat seekor kecoa di apartemennya, kemudian dia berencana untuk membunuh hama tersebut, dan menyemprotkan insektisida dalam jumlah banyak. "Sesaat kemudian, apartemen itu meledak," kata polisi prefektur Kumamoto, dikutip dari Independent, Senin, 18 Desember 2023.
Saking besarnya kobaran api, jendela balkon apartemen tersebut pecah.
Ilustrasi ledakan.
- ANTARA FOTO
Polisi melaporkan adanya luka ringan pada pria itu, dan mengidentifikasi bekas luka bakar di dekat kotatsu miliknya. Kotatsu adalah sebuah meja pemanas Jepang.
Pusat Urusan Konsumen Nasional Jepang telah menerima beberapa laporan mengenai ledakan serupa, yang terkait dengan penyemprotan insektisida di dekat stopkontak listrik.
Sebagai informasi, menyemprotkan pestisida di dekat stop kontak listrik dapat menyebabkan kerusakan, dan menimbulkan risiko cedera, seperti yang dilaporkan oleh berbagai perusahaan pembasmi hama.
Ilustrasi semprotan.
- videoujinyali.blogspot.com
Insiden ini mendapat perhatian luas di media sosial, dan banyak pengguna menemukan humor dalam situasi yang tidak biasa ini. Dalam kisah aneh tentang manusia versus kecoa ini, beberapa orang melontarkan lelucon dan saran yang sama.
"Apakah kecoa itu mati?," kata salah satu pengguna media sosial bertanya di Instagram.
Ada pula yang menyarankan menginjak kecoa sebagai strategi terbaik untuk membunuh hewan itu.
"Apa kamu yakin? Mereka (kecoa) dapat bertahan (bahkan di kondisi yang) lebih buruk,” tulis pengguna lain di X.
Namun yang lain menulis, “Kecoa tidak mati karena racun, ia mati karena tertawa.”
