Jalur Gaza Kembali Terisolasi, Layanan Telekomunikasi Putus
- AP Photo/Hatem Moussa.
Gaza – Perusahaan telekomunikasi Palestina, (PalTel), mengatakan pada hari Kamis, 14 Desember 2023 bahwa layanan komunikasi dan internet di Jalur Gaza kembali terputus.
“Dengan menyesal kami mengumumkan bahwa semua layanan telekomunikasi di Jalur Gaza telah hilang akibat agresi yang sedang berlangsung,” kata PalTel dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Anadolu, Jumat, 15 Desember 2023.
“Gaza kembali gelap,” tambah PalTel yang merupakan penyedia utama layanan telekomunikasi bagi warga Palestina di Gaza.
Ini adalah keenam kalinya sejak 7 Oktober layanan telekomunikasi di seluruh wilayah kantong tersebut diputus.
Di lain sisi, Mesir pada Rabu mengumumkan bahwa mereka akan meningkatkan volume pengiriman bahan bakar harian ke Jalur Gaza, dari 129.000 liter menjadi 189.000 liter sesuai dengan perjanjian dengan Israel.
Mesir melanjutkan upaya intensif untuk memastikan masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, kata Diaa Rashwan, kepala Layanan Informasi Negara Mesir, dalam sebuah pernyataan.
Sejak Selasa, truk bantuan mulai melintasi terminal perbatasan Rafah ke penyeberangan Karem Abu Salem sebagai implementasi perjanjian dengan pihak Israel, tambah dia.
Hal ini diharapkan dapat memudahkan kedatangan truk ke Jalur Gaza, sehingga jumlahnya meningkat menjadi 60 hingga 80 setiap hari, kata Rashwan.
Dia menyebut total jumlah truk yang menyeberang dari perbatasan Rafah ke Jalur Gaza sudah 4.057 truk sejak awal masuknya bantuan ke wilayah kantong tersebut dari sisi penyeberangan Mesir.
Diketahui bahwa Israel telah membombardir Jalur Gaza dari udara dan darat, memberlakukan pengepungan dan melancarkan serangan darat sebagai pembalasan atas serangan lintas batas yang dilakukan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada 7 Oktober.
Setidaknya 18,787 warga Palestina telah terbunuh dan 50,897 terluka dalam serangan gencar Israel, menurut otoritas kesehatan Gaza.
Korban tewas Israel dalam serangan Hamas mencapai hampir 1.200 orang, sementara 135 sandera masih ditahan oleh kelompok Palestina di Gaza tetapi tidak semuanya hidup, menurut angka resmi.