Pemimpin Oposisi Israel Sebut Netanyahu Terus Berbohong atas Perang di Gaza

Eks Perdana Menteri Israel Yair Lapid
Sumber :
  • AP Photo/Sebastian Scheiner, file

Tel Aviv – Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid pada Rabu, 13 Desember 2023, menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terus-menerus berbohong dan menghindari tanggung jawab ketika tentara Israel terbunuh di Jalur Gaza.

Ali Khamenei Beri Peringatan Keras ke Israel-AS Jika Berani Serang Wilayah Teheran

“Netanyahu melakukan apa yang telah dia lakukan sepanjang hidupnya: penghasutan, kebohongan, dan menghasilkan kebencian,” kata Lapid di platform media sosial X.

“Sekarang, dia (Netanyahu) melakukan hal itu di tengah perang sengit di mana tentara terbunuh setiap hari,” tambahnya, dikutip dari Anadolu Ajansi, Kamis, 14 Desember 2023.

Siap-siap, Episode Tiga Balas Dendam Iran ke Israel

PM Israel Benjamin Netanyahu

Photo :
  • NBC News

Lapid mengatakan ketika tentara Israel terbunuh di Gaza, Netanyahu menciptakan banyak perselisihan dengan berbagai pihak.

G-Dragon Comeback dengan Single ‘POWER’ dan Gandeng Label Palestina, Tuai Pujian!

"Netanyahu sekali lagi menciptakan perselisihan dengan AS, dengan saya, dan dengan (menteri kabinet perang) Benny Gantz dan Gadi Eisenkot.”

Netanyahu juga menentang upaya AS untuk mengizinkan Otoritas Palestina memerintah Jalur Gaza, setelah berakhirnya perang Israel yang sedang berlangsung di wilayah tersebut.

Washington berpendapat bahwa harus ada otoritas atau pemerintahan Palestina di Gaza pada periode pascaperang.

VIVA Militer: Evakuasi mayat warga Gaza yang tertimbun reruntuhan bangunan

Photo :
  • etvbharat.com

Sebagai informasi, Israel telah membombardir Jalur Gaza dari udara dan darat, melakukan pengepungan dan melancarkan serangan darat sebagai pembalasan atas serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober lalu.

Setidaknya 18.608 warga Palestina telah terbunuh dan 50.594 terluka dalam serangan Israel sejak saat itu, menurut otoritas kesehatan Gaza.

Sementara itu, korban tewas Israel dalam serangan Hamas mencapai 1.200 orang, dan sekitar 139 sandera masih disandera, menurut angka resmi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya