Menhan Israel Akui Perang Dengan Hamas Bakal Berlarut-larut dan Libatkan Pertempuran Sengit
- jns.org
Tel Aviv – Seorang pejabat tinggi Israel telah memperingatkan bahwa perang terhadap Hamas di Gaza dapat berlangsung berbulan-bulan meskipun tekanan internasional untuk gencatan senjata meningkat.
Menteri Pertahanan, Yoav Gallant, telah mengklaim bahwa Hamas masih terorganisir secara militer, meskipun telah dilakukan pemboman udara dan operasi darat selama berminggu-minggu. Dia menyatakan bahwa tugas menghancurkan gerakan Hamas di selatan dapat berlarut-larut.
Dia mengatakan fase konflik saat ini, yang melibatkan pertempuran darat yang sangat sengit, yang didukung oleh pemboman udara, dapat berlangsung selama berminggu-minggu, sementara aktivitas militer lebih lanjut dapat memakan waktu hingga berbulan-bulan.
Dilansir dari Independent, Rabu, 13 Desember 2023, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan Israel akan mempertahankan kontrol keamanan atas Gaza tanpa batas waktu.
Kelompok-kelompok bantuan dan lembaga pemikir internasional berpendapat bahwa hampir mustahil menghancurkan Hamas tanpa menghancurkan apa yang tersisa di Gaza.
"Menghancurkan Hamas, bahkan kemampuan militernya, yang merupakan tujuan utama perang para pemimpin Israel, adalah hal yang sulit dilakukan tanpa harus menghancurkan apa yang tersisa di Gaza,” kata Crisis Group, sebuah lembaga pemikir internasional, dalam sebuah laporan pada akhir pekan.
Sebagai informasi, Israel telah melancarkan serangan menargetkan kota utama Khan Younis di selatan Gaza semalaman, serta Rafah di perbatasan Mesir, tempat puluhan ribu warga Palestina telah dievakuasi. Menurut PBB, hampir dua juta orang telah mengungsi akibat pemboman Israel dan invasi berikutnya, dan semuanya telah melarikan diri ke selatan atas instruksi militer Israel.
Sistem layanan kesehatan dan operasi bantuan kemanusiaan telah runtuh di sebagian besar wilayah Gaza, dan pekerja bantuan telah memperingatkan akan terjadinya kelaparan dan penyebaran penyakit di antara para pengungsi, yang berada di kamp tenda yang penuh sesak.
Blokade terhadap Gaza yang diberlakukan bersamaan dengan dimulainya operasi militer Israel telah menyebabkan kekurangan makanan, bahan bakar, air dan pasokan medis.
Kepala hak asasi manusia PBB, Volker Turk, menggambarkan situasi di Gaza sebagai situasi yang sangat genting, dan mengatakan bahwa daerah kantong tersebut berada di ambang kehancuran. Penduduk dan lembaga bantuan juga tidak memiliki tempat yang aman di wilayah tersebut
Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf Al-Qidra, membeberkan bahwa pasukan Israel telah menggerebek Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara, dan menahan direktur rumah sakit, Dr. Ahmed Al-Kahlout, beserta seluruh staf medis, termasuk tim wanita.
"Mereka sedang diinterogasi di unit gawat darurat," pungkasnya.