Ayah Seorang Jurnalis Tewas dalam Serangan Udara Israel di Gaza

Gedung-gedung di Gaza hancur akibat serangan Israel.
Sumber :
  • AP Photo/Hatem Moussa.

Gaza – Berita menyedihkan datang dari Gaza, Palestina ketika ayah seorang jurnalis Al Jazeera, Anas al-Sharif, menjadi korban dalam serangan udara yang dilakukan oleh Israel. Sang ayah yang bernama Jamal, berusia 65 tahun, kehilangan nyawanya pada hari Senin, 11 Desember setelah rumahnya di kamp pengungsi Jabalia diserang.

Hizbullah Tembakkan 250 Roket ke Israel, Sejumlah Orang Luka-luka

Anas al-Sharif menyampaikan sendiri berita duka tersebut, menyatakan bahwa ayahnya telah menjadi martir. Melalui platform media sosialnya, Anas juga mengatakan bahwa sang ayah mati syahid dan kembali kepada Sang Maha Kuasa. 

Warga Gaza mengunjungi rumah mereka yang hancur dibombardir Israel

Photo :
  • AP Photo/Hatem Ali
AS Ancam Akan Menarik Diri dari Mediasi Gencatan Senjata Israel-Lebanon

"Ayah tercinta saya telah menjadi syahid. Kepada Allah kita kembali," tulis al-Sharif di X (sebelumnya dikenal Twitter) yang dikutip melalui Al Jazeera pada Rabu, 13 Desember 2023. 

Kelompok media Al Jazeera mengutuk keras serangan ini dan menyampaikan duka cita mendalam kepada Anas dan keluarganya. Mereka mendesak komunitas internasional dan organisasi kemanusiaan untuk segera mengambil tindakan dan menghentikan serangan brutal pasukan Israel terhadap wartawan dan warga sipil di Gaza.

Dewan Islam Prancis Sebut Putusan ICC Tangkap Netanyahu sebagai 'Secercah Harapan'

Warga Palestina mencari para korban di reruntuhan gedung di Gaza, yang hancur akibat serangan Israel.

Photo :
  • AP Photo/Mahmoud Abo Salamah.

Al-Sharif adalah salah satu dari beberapa jurnalis yang kehilangan anggota keluarga mereka dalam serangan Israel selama beberapa bulan terakhir. Situasinya menjadi semakin sulit karena konflik berlangsung, dan para jurnalis di Gaza terus melaporkan peristiwa di tengah kondisi yang sulit.

Anas Al-Sharif mengatakan bahwa sisa keluarganya telah dievakuasi ke sebuah sekolah UNRWA, namun sang ayah disebutnya tidak dapat melarikan diri karena alasan kesehatan. Al-Sharif menyatakan bahwa ia akan terus bekerja dan meliput serangan Israel di Gaza.

"Kami mengubur jenazah ayah saya di sekolah tempat orang-orang berlindung di sini karena kami tidak dapat bergerak atau meninggalkan daerah ini sekarang. Saya akan terus meliput peristiwa yang sedang berkembang."

"Tapi meskipun semua ini, dan meskipun rumah saya menjadi sasaran dan pembunuhan ayah saya, saya akan terus meliput dari kamp pengungsi Jabalia dan dari utara Gaza," tambahnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya