Promosi Produk Baru Zara Dianggap Rayakan Kehancuran Gaza, CEO Fesyen Haute Hijab: Memuakkan

Kampanye terbaru Zara yang mirip dengan genosida di Gaza Palestina
Sumber :
  • Instagram

Spanyol – Promosi produk baru yang dilakukan dari brand raksasa fesyen ternama asal Spanyol, Zara, telah menimbulkan kemarahan dari banyak orang. Produk terbaru yang dirilis Zara, diduga merayakan kehancuran di Jalur Gaza.

Gaza Cola, Alternatif Soda yang Diciptakan untuk Mendukung Kebebasan Palestina

Kampanye tersebut, yang bertujuan untuk mempromosikan koleksi jaket baru, menampilkan adegan model Khristen McMenamy berdiri di antara puing-puing dan boneka-boneka yang sepenuhnya terbungkus dalam warna putih, menyerupai tubuh para korban perang Gaza, yang menewaskan lebih dari 18.000 orang, termasuk ribuan orang anak-anak.

Selain itu, tema peluncuran produk baru juga menyerupai bangunan-bangunan yang hancur dan rusak dengan puing-puing berserakan dimana-mana. Hal ini mengingatkan pada pemandangan di Gaza yang sempat menghebohkan dunia.

Pendapatan Global McDonald hingga Starbucks Babak Belur Akibat Aksi Boikot 

Kampanye terbaru Zara yang mirip dengan genosida di Gaza Palestina

Photo :
  • Instagram

CEO merek fesyen Haute Hijab, Melanie Elturk, mengatakan tentang tema produk baru Zara sangat memuakkan. "Ini sungguh memuakkan. Gambaran memuakkan, menyimpang, dan sadis macam apa yang saya lihat?," kata Elturk, dikutip dari The New Arab, Senin, 11 Desember 2023.

Anggota Parlemen Lebanon Klaim Kesepakatan Gencatan Senjata dengan Israel Hampir Tercapai

Zara telah menimbulkan kontroversi sebelumnya, ketika pemegang waralaba Israel menjamu menteri ekstremis Israel, Itamar Ben Gvir, di rumahnya.

Anggota dunia mode lainnya, pengusaha dan desainer Samira Atash, menyerukan boikot terhadap Zara atas kampanye tersebut.

Kampanye terbaru Zara yang mirip dengan genosida di Gaza Palestina

Photo :
  • Instagram

Sementara itu, menurut Zara, seri ini adalah koleksi edisi terbatas. "Koleksi ini merayakan komitmen kami terhadap keahlian dan semangat untuk ekspresi artistik".

Meski demikian, klarifikasi Zara tidak mendapat respon baik, dan menimbulkan seruan baru untuk melakukan boikot, dengan tagar #BoycottZara. Hastag ini menarik 110.000 postingan di platform media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya