Taktik Investor dan Eksekutif Teknologi Pro-Israel Menangkan 'Perang' Lawan Palestina di Medsos
- www.pixabay.com/LogoStudioHamburg
Kalifornia – Sekelompok investor dan eksekutif teknologi pro-Israel di Silicon Valley, Kalifornia, berusaha memberantas karyawan pro-Palestina, dengan cara memecat mereka.
Para investor dan eksekutif telah bergabung dengan aktivis pro-Israel dan pejabat pemerintah Israel untuk memberhentikan karyawan pro-Palestina di perusahaan multi-nasional.
Tidak hanya itu, mereka juga mencemarkan nama baik jurnalis Palestina, membatalkan acara ceramah di universitas-universitas Amerika Serikat (AS), serta menghapus postingan sosial media yang dilakukan oleh penulis dan politisi Palestina. Tindakan itu untuk menghindari kritik dan ejekan untuk Israel.
Setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, terhadap pangkalan militer Israel dan permukiman di sekitar Gaza, kelompok tersebut membentuk grup WhatsApp untuk mengoordinasikan kegiatan mereka.
Grup WhatsApp, yang secara resmi diberi nama “J-Ventures Global Kibbutz Group,” adalah proyek J-Ventures, sebuah dana investasi AS-Israel.
Para jurnalis memperoleh akses ke ribuan pesan WhatsApp kelompok tersebut sejak pertengahan Oktober yang menunjukkan upaya kelompok itu untuk membantu Israel di sosial media.
Mereka menggambarkan bagaimana anggota mereka tersebut berkoordinasi melalui WhatsApp agar Courtney Carey, seorang karyawan perusahaan pembuat situs web yang menjelekan Israel, yang berbasis di Dublin, dipecat.
Carey memposting kata-kata Irlandia “SAOIRSE DON PHALAISTIN” yang berarti, “Kebebasan untuk Palestina” di halaman LinkedIn-nya, dan postingan itu dihapus setelah 24 jam kemudian.
Kelompok ini mencakup pemodal ventura terkemuka di Silicon Valley, seperti Jeff Epstein, mantan CFO Oraclez dan Andy David, seorang diplomat sekaligus pemodal ventura yang juga menjabat sebagai kepala inovasi, kewirausahaan, dan teknologi di Kementerian Luar Negeri Israel.
Adam Fisher, kepala kantor Bessemer Venture Partners di Israel, memberikan presentasi kepada kelompok tersebut tentang bagaimana pemimpin, investor, dan pengusaha teknologi tinggi AS, dapat membantu tentara Israel memenangkan perang informasi di media sosial.
Pemodal ventura yang berbasis di Israel ini berbicara tentang bagaimana menabur keraguan di kalangan generasi muda AS yang bersimpati pada perjuangan Palestina, sehingga mereka tidak akan bersuara atau menghadiri protes terhadap pembunuhan warga Palestina di Jalur Gaza yang dilakukan Israel.
“Jadi ini benar-benar menciptakan semacam kebingungan,” kata Fisher, dikutip dari The Cradle, Minggu, 10 Desember 2023.
“Ini untuk memperjelas kepada mereka bahwa (kebenaran yang mereka percayai) jauh lebih rumit.”
Kelompok ini juga mengajukan petisi kepada Netflix untuk menghapus film Yordania, pemenang penghargaan "Farha", dan mengklaim bahwa penggambaran tindakan tentara Israel selama pembantaian tahun 1948 dan pemindahan paksa warga Palestina merupakan pencemaran nama baik.
Sementara yang lain mengatakan bahwa film tersebut didasarkan pada antisemitisme dan kebohongan.
Dokumen J-Ventures dan diskusi WhatsApp yang berafiliasi juga menunjukkan dukungan terhadap berbagai upaya untuk menghapus konten pro-Palestina di media sosial, termasuk melalui DigitalDome.io, sebuah inisiatif yang mempromosikan dirinya sebagai versi online dari sistem pertahanan rudal Iron Dome Israel.
Anggota grup WhatsApp itu juga berhasil melobi agar acara pidato anggota Kongres Palestina-AS l, Rashida Tlaib dan penulis Palestina untuk Majalah Nation, Mohamed al-Kurd, dibatalkan.
Kelompok ini menyebarkan jajak pendapat yang menyarankan Perwakilan Tlaib harus mengundurkan diri dari Kongres.
Yang terakhir, kelompok ini juga berupaya untuk memberikan peralatan taktis kepada pasukan Israel yang setara dengan US Navy SEAL, yang dikenal sebagai Shayetet-13, dan menyumbang ke sebuah yayasan yang didedikasikan untuk mendukung unit rahasia tentara Israel “Duvdevan”, yang dikenal karena membunuh warga Palestina di Israel.