AS Tetap Ingin Normalisasi Hubungan Saudi-Israel di Tengah Perang Gaza
- www.aljazeera.com
Dubai – Utusan energi Amerika Serikat (AS), Amos Hochstein, pada Kamis 8 Desember 2023, mengatakan bahwa harapan akan normalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Israel seharusnya tidak hilang dan hal itu tetap menjadi tujuan AS meskipun perang sedang berlangsung di Gaza.
Arab Saudi menunda rencana normalisasi hubungan dengan Israel, kata sebuah sumber kepada Reuters hampir dua bulan lalu, ketika perang antara pejuang Palestina Hamas dan pasukan Israel meningkat.
Israel melancarkan kampanye militer untuk menanggapi serangan mendadak pada 7 Oktober oleh pejuang Hamas yang mengamuk di kota-kotanya, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 orang, menurut penghitungan Israel.
Negara Zionis ini memfokuskan pembalasannya terhadap Hamas dengan membombardir Gaza dari udara, melakukan pengepungan dan melancarkan serangan darat.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sejauh ini lebih dari 16.000 orang telah terbunuh di daerah kantong berpenduduk 2,3 juta jiwa itu.
Sebelum insiden 7 Oktober itu, para pemimpin Israel dan Saudi mengatakan bahwa mereka terus bergerak menuju kesepakatan yang dapat mengubah Timur Tengah.
"Saya pikir tidak semua jalan merupakan jalan yang lurus dan terkadang arahnya berbeda terlebih dahulu. Namun, tujuannya tetap sama. Dan kami tetap berkomitmen terhadap tujuan integrasi regional, dan ini bukan hanya tentang Arab Saudi dan Israel, tetapi harus lebih luas dari itu," kata Hochstein di sela-sela acara industri di Uni Emirat Arab.
"Saya kira kami tidak mengubah arah, saya kira konflik ini tidak seharusnya melakukan hal tersebut. Faktanya, konflik ini harusnya menjadi pengingat bagi kita bahwa jika kita tidak menuju integrasi regional, perdamaian serta keamanan, maka hal ini akan berdampak buruk bagi kita, dan itu adalah alternatifnya," lanjutnya.
Amerika Serikat dan sekutunya Israel menentang gencatan senjata di Gaza karena mereka yakin hal itu hanya akan menguntungkan Hamas.
Washington lebih mendukung jeda untuk melindungi warga sipil dan memungkinkan pembebasan sandera yang disandera oleh Hamas dalam serangan 7 Oktober. (Ant/Antara)