AS Berikan Tenggat Waktu Israel untuk Akhiri Perang di Gaza Sampai Awal 2024
Washington – Amerika Serikat (AS) memberi waktu pada Israel untuk mengakhiri operasi militernya di Jalur Gaza hingga awal tahun 2024. Menurut laporan media pada Selasa malam, 5 Desember 2023, Washington memberikan pernyataan itu setelah lebih dari 16.000 warga Palestina tewas.
Pemerintahan Joe Biden menandai awal tahun 2024, sebagai tanggal target untuk mengakhiri kampanye militer Israel, meskipun ada perluasan operasi darat baru-baru ini.
Washington juga telah terang-terangan dalam mendukung Israel selama perang, meskipun terjadi kehancuran besar-besaran dan pembunuhan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil.
Namun, media Al-Monitor mengatakan bahwa AS tidak menetapkan tenggat waktu untuk Israel untuk mengakhiri invasinya, melainkan menetapkan target untuk beralih ke upaya yang lebih terfokus untuk menjatuhkan Hamas.
Sebelumnya, militer Israel juga mengatakan pada Selasa malam bahwa mereka telah mengepung Khan Younis di Jalur Gaza selatan. Hal ini terjadi beberapa minggu setelah mereka memulai invasi darat ke daerah kantong tersebut, yang awalnya menargetkan wilayah utara.
Dilansir dari The New Arab, Kamis, 7 Desember 2023, Israel telah bersumpah untuk memusnahkan kelompok Palestina Hamas yang menguasai Gaza. Jangka waktu yang ditetapkan oleh AS akan bertepatan dengan pemilihan pendahuluan presiden AS, seiring dengan upaya Presiden Joe Biden untuk dipilih kembali tahun depan.
Biden dan timnya diduga ingin menghindari kerusakan citra presiden selama kampanye pemilihannya, kata saluran TV Israel, setelah menyatakan dukungannya yang teguh terhadap Tel Aviv. Oleh karena itu, AS mendorong Israel untuk menyelesaikannya dalam hitungan minggu, bukan bulan.
Para pejabat AS juga mengatakan bahwa mereka memperkirakan fase invasi darat saat ini di Jalur Gaza selatan akan berlangsung beberapa minggu sebelum Israel melakukan transisi, diperkirakan pada bulan Januari. Haluan strategi berubah, dengan intensitas lebih rendah, dan sangat terlokalisasi yang hanya menargetkan sasaran yang sempit, seperti para pemimpin dan militan tertentu di Hamas.
“Penilaian AS saat ini menunjukkan bahwa Israel tidak dapat mempertahankan tingkat operasi intensitas tinggi tanpa batas waktu di Gaza," menurut laporan CNN.
Dalam seruan yang sama, para pejabat tinggi AS juga telah mendesak Israel untuk menghindari jatuhnya korban sipil dan pengungsian lebih lanjut di Gaza selatan sebelum tahap invasi darat dimulai.
Menteri Luar Negeri Israel, Eli Cohen, mengatakan bulan lalu bahwa Israel mempunyai waktu berminggu-minggu sebelum dukungan internasional terhadap perangnya mulai berkurang. Meskipun ada peringatan, AS telah menegaskan kembali bahwa mereka tetap teguh dalam memasok senjata yang dibutuhkan Israel untuk melawan Hamas.