Amerika Serikat Kehabisan Uang Buat Bantu Perang Ukraina dan Israel
- AP Photo/Susan Walsh.
VIVA Dunia – Amerika Serikat kehabisan waktu dan uang untuk membantu Ukraina melawan invasi Rusia kecuali Kongres dapat menyetujui paket belanja baru, ujar pernyataan terbaru Gedung Putih.
Pemerintahan Biden telah meminta Kongres pada bulan Oktober untuk menyetujui paket senilai $106 miliar (€98 miliar) untuk mendanai bantuan bagi Ukraina dan Israel, serta untuk keamanan perbatasan, tetapi paket tersebut ditolak oleh DPR yang dikuasai Partai Republik.
Dalam suratnya kepada Ketua DPR pada hari Senin, direktur anggaran Presiden Joe Biden Shalanda Young mengatakan waktu hampir habis untuk membantu Ukraina.
"Tidak ada dana ajaib yang tersedia untuk memenuhi momen ini. Kita kehabisan uang dan hampir kehabisan waktu,” tulisnya, melansir DW, Selasa, 5 Desember 2023.
“Saya ingin memperjelas: tanpa tindakan kongres, pada akhir tahun ini kita akan kehabisan sumber daya untuk membeli lebih banyak senjata dan peralatan untuk Ukraina,” tambahnya. “Memotong aliran senjata dan peralatan AS akan membuat Ukraina berlutut di medan perang, tidak hanya membahayakan keuntungan yang telah dicapai Ukraina, namun juga meningkatkan kemungkinan kemenangan militer Rusia.”
Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan Rusia bisa mendapatkan keuntungan jika paket tersebut tidak segera disahkan. "Kongres harus memutuskan apakah akan terus mendukung perjuangan kebebasan di Ukraina atau apakah Kongres akan mengabaikan pelajaran yang telah kita pelajari dari sejarah dan membiarkan Putin menang," katanya kepada wartawan di Gedung Putih. "Sesederhana itu. Ini adalah pilihan yang sangat sulit."
Partai Republik menandai kebijakan perbatasan Ketua DPR Mike Johnson memberikan tanggapan yang dingin terhadap surat itu.
"Pemerintahan Biden telah gagal untuk secara substansial mengatasi kekhawatiran sah konferensi saya mengenai kurangnya strategi yang jelas di Ukraina, jalan untuk menyelesaikan konflik, atau rencana untuk memastikan akuntabilitas bantuan yang diberikan oleh pembayar pajak Amerika,” kata Johnson dalam sebuah pernyataan. pernyataan di media sosial.
Ia juga mengatakan bahwa setiap paket tambahan keamanan nasional “harus dimulai dari perbatasan kita sendiri."
Seperti diketahui, AS memang menjadi sekutu paling dekat Ukraina saat negara itu diinvasi Rusia pada Februari 2022 lalu. Secara berkala, AS kerap mengirimkan dana, senjata dan bantuan sdm untuk Ukraina.
Namun sejak pecahnya perang Hamas-Israel 7 Oktober lalu, presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berkata bahwa mata dunia kini hanya berpusat di sana dan terus mengingatkan publik bahwa negaranya juga masih berperang dengan Rusia.