2 Sandera Warga Negara Rusia Dibebaskan, Hamas Sebut Bentuk Apresiasi Terhadap Putin
Gaza – Hamas resmi membebaskan 2 tawanan berkewarganegaraan Rusia, sebagai bentuk apresiasi kepada Presiden Vladimir Putin. Hal itu disampaikan oleh seorang anggota senior Hamas, yang diumumkan pada 29 November 2023 lalu.
Pembebasan tawanan berkewarganegaraan Rusia, akan dilakukan bersama 10 tahanan Israel yang dibebaskan pada Rabu lalu.
“Tidak ada pria Israel yang ditahan di Gaza, kecuali Ronnie Krivoy, asal Rusia, yang dibebaskan, sebagai bentuk apresiasi atas posisi gerakan tersebut terhadap Presiden Putin,” kata anggota senior Hamas Mousa Abu Marzook, melalui media sosial.
“Hari ini, orang lain akan dibebaskan di luar perjanjian tersebut sebagai apresiasi atas posisi terpuji Presiden Putin.”
Qatar dan Mesir memediasi kesepakatan gencatan senjata pekan lalu, sehingga menghentikan pertikaian yang sudah berlangsung hampir dua bulan antara faksi perlawanan Palestina dan Israel, dengan pertukaran tahanan menjadi klausul utama perjanjian tersebut.
Anggota keluarga dari dua tawanan yang akan dibebaskan pergi ke Moskow pekan lalu untuk mencari bantuan dari Kremlin, sehubungan dengan pembebasan kerabat mereka. Roni Krivoi dibebaskan pada hari Minggu, 26 November 2023, yang dilaporkan sebagai isyarat Hamas berterima kasih kepada posisi Rusia, yang mendukung Palestina.
Moskow telah menjadi salah satu kekuatan terkemuka, yang mendengarkan suara-suara Palestina mengenai serangan Israel di Gaza.
Rusia juga sempat bertemu dengan para pejabat Hamas dalam proses mediasi mereka sebelumnya, sebuah langkah penting yang mungkin mengarah pada pembebasan langsung para tawanan pemegang paspor Rusia ini.
Para pejabat Kremlin juga vokal mengecam serangan Israel di Gaza. Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya, berbicara tentang pemboman Israel yang berkedok pembelaan diri adalah pembenaran yang salah.
“Melihat kehancuran yang mengerikan di Gaza, yang melebihi apa yang dikritik oleh (Israel) dalam konteks regional lainnya, serangan terhadap fasilitas sipil, kematian ribuan anak-anak dan penderitaan mengerikan warga sipil di tengah blokade total, mereka pura-pura tidak tahu apa-apa,” ucap Nebenzya, dikutip dari The Cradle, Kamis, 30 November 2023.
“Yang bisa mereka lakukan hanyalah terus berbicara tentang dugaan hak pembelaan diri Israel, yang, sebagai negara pendudukan, tidak dimilikinya, seperti yang dikonfirmasi oleh keputusan konsultatif Pengadilan Internasional (PBB) pada tahun 2004.”
Putin juga menyuarakan kebenciannya terhadap cara Israel menangani perang tersebut, dan mengutuk berbagai serangan tentara Israel di Gaza, termasuk pemboman Rumah Sakit Al-Ahli Arab yang dilakukan Tel Aviv.
“Mengenai (serangan) rumah sakit, tragedi di sana sangat mengerikan. Ratusan orang tewas dan terluka, tentu saja, ini sebuah bencana. (Itu terjadi) di satu tempat, tempat yang bersifat kemanusiaan. Itu sebabnya saya berharap konflik ini harus diakhiri sesegera mungkin. Penting untuk memulai beberapa kontak dan pembicaraan,” pungkas Putin kepada wartawan pada 18 Oktober lalu.