Sektor Kesehatan di Gaza Alami Kehancuran Meski Gencatan Senjata Diperpanjang

RS Al-Shifa di Gaza Dikepung tentara Israel.
Sumber :
  • Acquire Licensing Rights.

Gaza – Sektor kesehatan di Jalur Gaza benar-benar runtuh, kata seorang pejabat pemerintah setempat. Daerah kantong tempat tinggal lebih dari 2,2 juta warga Palestina mengalami kehancuran yang disebabkan oleh perang Israel, menurut Ismail Al-Thawabta, direktur jenderal kantor media pemerintah.

Hizbullah Tembakkan 250 Roket ke Israel, Sejumlah Orang Luka-luka

Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Selasa, 28 November 2023, Al-Thawabta menyatakan bahwa Kompleks Medis Al-Shifa sendiri membutuhkan 12.000 liter bahan bakar setiap hari agar dapat berfungsi normal.

“Roda kehidupan telah berhenti dan kita menghadapi bencana yang bisa terjadi kapan saja. Kami mengimbau dunia untuk memasukkan bahan bakar ke sektor ini,” katanya, dikutip dari Middle East Monitor, Kamis, 30 November 2023.

AS Ancam Akan Menarik Diri dari Mediasi Gencatan Senjata Israel-Lebanon

Korban perang di Gaza menerima perawatan di rumah sakit Al-Shifa di Gaza,

Photo :
  • AP Photo/Abed Khaled.

Ada juga kebutuhan akan peralatan pertahanan sipil dan peralatan medis untuk menghilangkan puing-puing akibat pemboman Israel.

Dewan Islam Prancis Sebut Putusan ICC Tangkap Netanyahu sebagai 'Secercah Harapan'

Sebelum 7 Oktober 2023, ketika Israel melancarkan pengeboman dan kampanye darat tanpa henti, 500 truk memasuki Gaza setiap hari. Baru setelah tiga minggu, 30 truk bantuan diperbolehkan masuk, saat ini, hanya 150 yang melakukannya.

Al-Thawabta mencatat bahwa gencatan senjata kemanusiaan memungkinkan untuk menilai tingkat kehancuran yang disebabkan oleh Israel, terutama di Kota Gaza dan Jalur Gaza utara. Israel juga masih ingin mengusir warga Palestina dari wilayah tersebut.

"Jalur Gaza sedang menghadapi bencana nyata yang dilakukan oleh pendudukan (Israel), terutama di wilayah utara,” katanya.

Hamas, dan Israel menyetujui gencatan senjata sementara yang mulai berlaku Jumat lalu dan telah diperpanjang hingga 31 November 2023.

Perempuan dan anak-anak dari kedua belah pihak telah dibebaskan, setelah mediasi Qatar dengan dukungan Mesir dan Amerika Serikat (AS), dan bantuan kemanusiaan dalam jumlah terbatas telah diizinkan masuk ke Gaza.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya