Pneumonia Marak di China, WHO Desak Warga Gunakan Masker

Warga Beijing memakai masker untuk melindungi diri dari COVID-19.
Sumber :
  • AP Photo/Mark Schiefelbein.

VIVA Dunia – Di tengah merebaknya kasus pneumonia misterius yang menimbulkan kekhawatiran di beberapa wilayah China, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak warganya untuk memakai masker, mematuhi jarak sosial, dan tinggal di rumah jika merasa tidak sehat. 

Waspada! Musim Hujan Tingkatkan Risiko Penularan Pneumonia

Langkah-langkah ini mengingatkan warga pada pandemi Covid yang pernah berlangsung selama tiga tahun, dan telah membuat seluruh dunia terhenti.

Warga Beijing memakai masker untuk melindungi diri dari COVID-19.

Photo :
  • AP Photo/Mark Schiefelbein.
Tandanya Mirip, Ini yang Membedakan Batuk TBC dan Pneumonia

Saran WHO ini muncul setelah kasus-kasus “pneumonia yang tidak terdiagnosis” terdeteksi di rumah sakit di Beijing dan Liaoning, sebuah provinsi yang berjarak hampir 800 kilometer di timur laut ibu kota China. 

Wabah yang tiba-tiba ini dilaporkan membuat fasilitas kesehatan kewalahan dengan “anak-anak yang sakit”, sehingga menyebabkan liburnya sekolah. 

WHO Tetapkan TBC Penyakit Menular Paling Mematikan

Menurut laporan Hindustan Times, anak-anak yang terinfeksi mengalami radang paru-paru dan demam tinggi, namun tidak mengalami batuk atau gejala lain yang menandakan flu, RSV, atau penyakit pernapasan lainnya.

Wabah ini telah memicu peringatan dari ProMed, sebuah sistem pengawasan penyakit yang sebelumnya menimbulkan kekhawatiran mengenai infeksi misterius di Wuhan pada akhir tahun 2019, yang kemudian berubah menjadi pandemi Covid. 

Menurut laporan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyarankan warganya untuk memakai penutup wajah atau masker, menghindari kontak dengan orang yang sakit, dan tetap tinggal di rumah jika merasa tidak sehat.

Selain itu, sayap kesehatan masyarakat internasional PBB telah meminta pihak berwenang China untuk mengungkapkan “informasi rinci” mengenai wabah misterius tersebut.

Warga menggunakan masker untuk melindungi diri dari COVID-19 di Beijing, China.

Photo :
  • AP Photo/Andy Wong

Sebelumnya pada tanggal 13 November, para pejabat China mengaitkan peningkatan tajam penyakit pernapasan ini dengan pelonggaran pembatasan lockdown dan menyalahkan Mycoplasma pneumoniae, bakteri yang menyebabkan infeksi paru-paru.

Para pejabat juga mengklaim bahwa lonjakan tersebut disebabkan oleh virus pernapasan syncytial (RSV) dan Covid.

Sementara itu, WHO juga merekomendasikan agar warga negara China melakukan tes dan mencari perawatan medis jika diperlukan. Disarankan untuk memastikan ventilasi yang baik dan mencuci tangan secara teratur.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya