Pengakuan Tahanan Palestina di Dalam Penjara Israel: Mereka Patahkan Tangan Saya
- Tangkapan Layar: Twitter
Palestina – Sekitar 30 tahanan anak-anak Palestina dibebaskan pada Selasa pagi, sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan antara Perlawanan Palestina dan pemerintah Israel. Mohammed Nazzal, dari kota Qabatiya, adalah salah satunya.
Segera setelah dibebaskan, dia dipindahkan ke Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Ibnu Sina di kota Jenin. Mohammed terluka parah di kedua tangannya akibat pemukulan yang dilakukan tentara Israel di penjara Negev, seminggu lalu.
Patah tulang tangan tersebut sengaja diabaikan oleh Layanan Penjara Israel, sehingga menyebabkan komplikasi pada tangan kanan anak tersebut. Menurut dokter Palestina yang memeriksanya setelah dibebaskan, Mohammed sekarang membutuhkan implan platinum untuk memfasilitasi penyembuhan patah tulangnya.
“Saya ditangkap tiga bulan lalu dan saya ditahan secara administratif,” kata Mohammed kepada Al-Jazeera.
Penahanan administratif ini memungkinkan Israel untuk memenjarakan warga Palestina berdasarkan ‘bukti rahasia’ yang tidak diungkapkan, bahkan kepada pengacara pembela. Penahanan ini diperpanjang untuk jangka waktu enam bulan, tanpa dakwaan atau pengadilan.
“Penjara tersebut menjadi kuburan setelah tanggal 7 Oktober 2023. Penjaga Israel sering memasuki sel dan memukuli para tahanan,” ungkap Mohammed.
“Satu minggu yang lalu, kami dipukuli secara kejam dengan batangan besi. Saya meletakkan tangan saya di kepala saya untuk melindunginya dari cedera, namun tentara tidak berhenti sampai mereka mematahkan tangan saya,” tambah Mohammed.
Source : AP Photo/Majdi Mohammed
Tahanan anak tersebut dibiarkan tanpa perawatan selama seminggu penuh sampai dia dibebaskan pada Selasa pagi, menyusul perjanjian gencatan senjata. Sebelum dibebaskan, para tahanan anak-anak Palestina dipindahkan ke penjara Ofer, di mana tentara Israel terus memukuli mereka.
Setelah tanggal 7 Oktober 2023, Layanan Penjara Israel juga menerapkan kebijakan untuk membuat mereka kelaparan dan bentuk-bentuk pelecehan lainnya terhadap tahanan Palestina. Mohammed menyebut bahwa tentara Israel hanya memberi sepiring nasi setiap hari.
“Di penjara sangat dingin dan tentara mengambil selimut dan pakaian dari kami. Mereka bahkan melarang kami mandi dan mengejek kami dengan mengatakan bahwa kami berbau tidak sedap,” tutupnya.