WHO Sebut Ada Hal yang Lebih Mematikan Dibanding Bom Israel di Gaza, Apa Itu?

Kurangnya sanitasi di Gaza
Sumber :
  • UNICEF

VIVA Dunia – Meski kini tengah dalam gencatan senjata dan pembebasan sandera dari masing-masing pihak, namun beberapa pekan terakhir, perang Hamas-Israel yang berkecamuk menumpahkan banyak korban.  

Hamas dan Israel Tak Akan Gencatan Senjata sebelum pelantikan Trump, Menurut Media

Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berkata bahwa ada sesuatu yang lebih mematikan dibanding bom di Gaza.

Lebih banyak orang bisa meninggal karena penyakit dibandingkan akibat pemboman di Jalur Gaza jika sistem kesehatan dan sanitasi tidak diperbaiki, kata WHO. 

Israel Serang Bandara dan Pelabuhan Yaman

Warga Palestina berdoa untuk puluhan keluarga mereka yang tewas akibat serangan Israel.

Photo :
  • AP Photo/Hatem Moussa

Infrastruktur penting di wilayah yang terkepung telah dilumpuhkan oleh kekurangan bahan bakar dan pasokan serta serangan yang ditargetkan terhadap rumah sakit dan fasilitas PBB sejak Israel melancarkan serangan ke Gaza pada 7 Oktober.

Israel Lancarkan Operasi Pengeboman Besar-besaran dengan Robot Peledak di Gaza Utara

“Pada akhirnya kita akan melihat lebih banyak orang meninggal karena penyakit dibandingkan akibat pemboman jika kita tidak dapat memulihkan sistem kesehatan ini,” kata Margaret Harris, juru bicara WHO, saat berbicara pada sebuah pengarahan di Jenewa, melansir Al Jazeera, Rabu, 29 November 2023. 

Dia menggambarkan runtuhnya Rumah Sakit al-Shifa di Gaza utara sebagai sebuah “tragedi” dan menyuarakan keprihatinan tentang penahanan beberapa staf medisnya oleh pasukan Israel yang mengambil alih kompleks tersebut awal bulan ini. Ia juga mengulangi kekhawatirannya mengenai peningkatan wabah penyakit menular di Gaza, khususnya penyakit diare. 

Mengutip laporan PBB mengenai kondisi kehidupan para pengungsi di Gaza utara, dia berkata: “(Tidak ada) obat-obatan, tidak ada kegiatan vaksinasi, tidak ada akses terhadap air bersih dan kebersihan serta tidak ada makanan.”

Semua layanan sanitasi utama telah berhenti beroperasi di Gaza, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya lonjakan besar penyakit gastrointestinal dan penyakit menular di kalangan penduduk setempat, termasuk kolera. 

Kurangnya sanitasi di Gaza

Photo :
  • UNICEF

Bagi 2,3 juta penduduk Gaza, setengahnya adalah anak-anak, hampir mustahil mendapatkan air minum. WHO telah mencatat lebih dari 44.000 kasus diare dan 70.000 infeksi saluran pernapasan akut, namun jumlah sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi.

Badan kesehatan PBB mengatakan mereka sangat khawatir bahwa hujan dan banjir menjelang musim dingin akan memperburuk situasi yang sudah mengerikan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya