Aktivitas Warga Palestina saat Jeda Kemanusiaan di Jalur Gaza
- AP Photo/Nasser Nasser
Gaza – Warga Palestina di Jalur Gaza menyambut suka cita kesepakatan gencatan senjata antara Israel-Hamas. Mereka memanfaatkan waktu jeda kemanusiaan tersebut untuk berziarah ke makam keluarga mereka yang tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza.
Diketahui, jeda kemanusiaan selama empat hari antara Israel dan Hamas mulai berlaku Jumat pagi di seluruh wilayah Jalur Gaza. Jeda ini menghentikan sementara serangan agar bisa terjadi pertukaran tahanan dan masuknya bantuan.
Banyak warga Palestina yang menziarahi pemakaman yang terletak di kawasan Tel al-Sultan di bagian barat Rafah, yang berdaya tampung 500 jenazah namun terpaksa menguburkan 600 jenazah karena keterbatasan.
Mereka yang kehilangan sanak keluarga akibat serangan Israel atau masalah yang muncul akibat tiadanya obat-obatan dan bahan bakar, menangis dan berdoa.
Munir Labda kehilangan putranya akibat bombardemen Israel. Kepada Anadolu dia mengaku baru kali ini menziarahi makam putranya sejak sang putra meninggal dunia. Ayah yang berduka itu mengenang putranya sebagai anak yang ceria dan penghafal Al-Quran.
Sementara itu Ali Isa, yang kehilangan istrinya akibat serangan Israel, menangis di atas makam sang istri. Dia segera menziarahi istrinya begitu tahu ada gencatan senjata kemanusiaan. Isa mengaku baru mendatangi kuburan istrinya gara-gara terluka akibat serangan Israel.
Ribuan warga Palestina yang mengungsi akibat serangan Israel selama berminggu-minggu di Gaza juga memanfaatkan jeda kemanusiaan untuk kembali ke rumah mereka dan mencari anggota keluarga mereka yang terpisah selama konflik.
Menurut kesepakatan jeda kemanusiaan empat hari yang dimediasi oleh Qatar, Hamas akan membebaskan 50 perempuan dan anak-anak, dari sekitar 240 orang yang ditawan oleh kelompok tersebut selama serangannya di Israel selatan pada 7 Oktober.
Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan 150 perempuan dan anak-anak Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel, yang telah lama dianggap oleh orang-orang Palestina sebagai korban pendudukan Israel yang memasukkan mereka ke dalam penjara tanpa proses hukum yang layak.
Para tawanan yang ditangkap oleh Hamas pada tanggal 7 Oktober termasuk tentara Israel dan warga sipil, serta orang-orang dari puluhan negara asing. Baik di Israel maupun di luar negeri, keluarga para tawanan telah memohon pembebasan mereka.
Larangan ke Gaza Utara
Tentara Israel memperingatkan warga Palestina untuk tidak pindah ke Jalur Gaza utara selama jeda kemanusiaan yang mulai berlaku Jumat pagi waktu setempat. Israel menjatuhkan selebaran di Gaza selatan, termasuk di Kota Rafah, yang berisi perintah agar warga Palestina tidak bergerak ke utara.
“Bagi warga Jalur Gaza, perang belum berakhir, jeda kemanusiaan bersifat sementara, dan Gaza utara adalah zona perang,” tulis tentara Israel dalam selebaran tersebut.
Israel hanya mengizinkan pergerakan warga dari utara ke selatan Gaza melalui Jalan Salahuddin di bagian timur wilayah kantong itu. “Kembali ke utara adalah hal yang dilarang dan berbahaya, nasib Anda dan nasib keluarga Anda ada di tangan Anda,” kata Israel, memperingatkan.