Israel-Hamas Setujui Gencatan Senjata 4 Hari dan Pembebasan 150 Tahanan Palestina
- albalad.co.
Tel Aviv – Israel dan Hamas menyetujui gencatan senjata selama empat hari, dan kesepakatan pertukaran tahanan, setelah Kabinet Israel memberikan suara untuk mendukung perjanjian tersebut, pada Selasa malam, 21 November 2023.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, Hamas diperkirakan akan membebaskan 30 anak-anak Israel dan 20 wanita dari sekitar 240 sandera yang diculik oleh militannya, pada 7 Oktober 2023 di Israel. Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan 150 tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Seorang pejabat juga mengatakan bahwa Hamas dapat membebaskan sandera warga negara asing berdasarkan kesepakatan yang dicapai dengan negara mereka.
Berdasarkan kesepakatan yang ditengahi dengan pejabat dari Qatar, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memberikan persyaratan bahwa sandera yang tidak dibebaskan akan menerima obat-obatan dan diperbolehkan untuk dikunjungi oleh Palang Merah Internasional.
Gencatan senjata diperkirakan akan berlangsung selama empat atau lima hari, menurut laporan. Kantor Netanyahu juga mengatakan bahwa pembebasan setiap 10 sandera tambahan akan menambah satu hari jeda dalam pertempuran.
Namun, Netanyahu menolak anggapan bahwa pertempuran tersebut bisa terhenti untuk jangka waktu yang lebih lama.
"Ada omong kosong di luar sana yang menyarankan bahwa kita akan menghentikan perang setelah gencatan senjata untuk mengembalikan para sandera,” katanya di awal pertemuan Kabinet.
"Saya ingin menjelaskannya. Kami sedang berperang, dan kami akan melanjutkan perang sampai kami mencapai semua tujuan kami, melenyapkan Hamas, mengembalikan semua sandera dan orang hilang, dan menjamin bahwa tidak akan ada ancaman terhadap Israel di Gaza," lanjutnya, dikutip dari Politico, Rabu, 22 November 2023.
Jika kesepakatan tersebut berhasil, maka ini akan menjadi jeda signifikan pertama dalam pertempuran sejak perang pecah 7 Oktober lalu, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang, sebagian besar adalah warga sipil di wilayah Israel.
Sebagai pembalasan, Israel memberlakukan pengepungan penuh terhadap Jalur Gaza yang dikuasai Hamas, membatasi akses terhadap makanan, air dan bahan bakar di daerah kantong Palestina yang padat penduduk, yang merupakan rumah bagi sekitar 2 juta orang.
Pasukan pertahanan Israel juga melancarkan ribuan serangan udara dan serangan darat di Gaza, yang menewaskan lebih dari 13.000 orang, yang sebagian besar warga sipil, menurut otoritas kesehatan yang dikelola Hamas.
Negosiasi kesepakatan, yang telah berlangsung selama berminggu-minggu, tampaknya hampir selesai dalam beberapa hari terakhir. Selama akhir pekan, Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman al-Thani mengatakan perjanjian tersebut hanya bergantung pada masalah logistik kecil.
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh juga mengatakan kelompoknya hampir mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Israel, ketika pasukan Israel maju ke dalam Gaza di tengah pertempuran sengit.