WHO Akan Fasilitasi Evakuasi 3 Rumah Sakit di Gaza, Termasuk RS Indonesia

RS Al-Shifa di Gaza Dikepung tentara Israel.
Sumber :
  • Acquire Licensing Rights.

Jenewa WHO mengkritik tentara IDF dengan mengatakan bahwa pekerjaan kemanusiaan yang dilakukan Israel di Jalur Gaza berada di bawah standar. Kritik pedas itu dilontarkan, meski Israel memfasilitasi masuk dan keluarnya pekerja bantuan ke Rumah Sakit Al Shifa untuk mengangkut bayi prematur.

“Kami berterima kasih atas kerja sama dan dekonfliksi yang kami dapatkan dalam isu-isu khusus ini terhadap Al Shifa, namun hal ini tidak terjadi secara terus-menerus,” kata Michael Ryan, Direktur Aksekutif Program Darurat Kesehatan WHO.

“Sangat sulit untuk menerapkan sistem pemberitahuan dan dekonfliksi yang tepat dan kami telah beroperasi selama berminggu-minggu tanpa sistem tersebut, dan tanpa kerja sama yang diperlukan untuk menjalankan operasi kemanusiaan di zona konflik," sambungnya, dikutip dari NBC News, Selasa, 21 November 2023.

Ryan juga secara khusus menyebut COGAT, Koordinasi Kegiatan Pemerintah di Wilayah itu. 

Anak-anak Palestina menerima perawatan di rumah sakit Al-Shifa di Gaza.

Photo :
  • AP Photo/Abed Khaled.

Sebagai informasi, COGAT merupakan Koordinator Kegiatan Pemerintah di Wilayah, yang adalah unit di Kementerian Pertahanan Israel yang terlibat dalam mengoordinasikan masalah sipil antara Pemerintah Israel, Pasukan Pertahanan Israel, organisasi internasional, diplomat, dan Otoritas Palestina

“Keterlibatan antara kami dan COGAT, berada di bawah standar, dan belum efisien,” ujarnya.

“Banyak staf kami yang beroperasi dalam situasi di mana tidak ada penyelesaian konflik dalam misi mereka, pengiriman pasokan, dan hal-hal lain, tanpa mengetahui apa yang mungkin terjadi selanjutnya,” ucapnya.

"Jadi harus ditingkatkan dan kita bersyukur sudah membaik untuk misi Al Shifa dan kita berharap ini menjadi standar kerjasama yang baru.”

Evakuasi 3 RS di Zona Perang Gaza

WHO juga merespons akan memfasilitasi evakuasi tiga rumah sakit, yang berada di zona perang Gaza. Hal ini berdasarkan permintaan para dokter dan pasien, saat perang Israel dan Hamas semakin memanas.

WHO mengatakan akan memfasilitasi evakuasi setidaknya tiga rumah sakit yang menjadi sasaran konflik di Gaza Utara, seperti Rumah Sakit Al Shifa, Al Alhi dan Rumah Sakit Indonesia. Namun, hal ini membutuhkan proses yang bisa memakan waktu berminggu-minggu.

Bayi prematur di RS Al-shifa di Gaza.

Photo :
  • Dr Marawan Abu Saada via AP.

Evakuasi Al Shifa dimulai pada akhir pekan, dengan pemindahan 33 bayi baru lahir. Richard Peeperkorn dari WHO mengatakan banyak bayi berada dalam kondisi yang sangat buruk.

WHO juga telah bekerja sama dengan Bulan Sabit Merah Palestina dan organisasi lain untuk mengevakuasi 250 pasien yang tersisa dan 25 anggota staf RS.

Hizbullah Tembakkan 250 Roket ke Israel, Sejumlah Orang Luka-luka

Selama dua minggu, militer Israel mengepung Rumah Sakit Al Shifa dan menuduh rumah itu dieksploitasi sebagai markas Hamas. Akhirnya, pertempuran sengit melanda RS tersebut.

Dia mengatakan rumah sakit itu, yang pernah menjadi tulang punggung sistem layanan kesehatan di Gaza, telah mengalami kekurangan bahan bakar dan pasokan medis, air, makanan, berada dalam titik kritis. Peeperkorn mengatakan dia tidak tahu berapa banyak pasien yang meninggal akibat pengepungan tersebut.

AS Ancam Akan Menarik Diri dari Mediasi Gencatan Senjata Israel-Lebanon

"Kami mendapat laporan bahwa ada satu pasien yang tertembak,” katanya, dikutip dari NBC News, Selasa, 21 November 2023.

“Kami tahu pasien dipindahkan ke koridor, dan itu juga diamati oleh tim kami. Pasien dipindahkan ke koridor karena terlalu berbahaya untuk menjaga mereka tetap dekat. Kami juga mengetahui bahwa rumah sakit tersebut rusak sebagian.”

Dewan Islam Prancis Sebut Putusan ICC Tangkap Netanyahu sebagai 'Secercah Harapan'

Rumah Sakit Indonesia di Gaza.

Photo :
  • ANTARA/HO-MER-C/pri.

Memohon Gencatan Senjata

Peeperkorn telah bekerja di wilayah tersebut selama hampir tiga tahun, dan dalam seminggu mengunjungi rumah sakit di Gaza. Ia mengatakan dampak perang terhadap sistem layanan kesehatan di Gaza juga sangat mengejutkan.

"Saat konflik ini dimulai, jumlah tempat tidur rumah sakit ada 3.500. Dua minggu lalu, masih ada 2.500 tempat tidur."

Dia mengatakan hanya dua dari 24 rumah sakit di Gaza utara yang berfungsi, dan dia khawatir bahwa ketika Israel memperluas perang, lebih banyak rumah sakit di selatan Wadi Gaza juga bisa hancur.

“Kami memohon gencatan senjata,” katanya.

“Kami memohon agar infrastruktur kesehatan dan infrastruktur penting lainnya dibiarkan utuh.”

Ketika ditanya apakah dia optimis akan selesainya konflik di Gaza, Peeperkorn mengaku bahwa pertanyaan itu akan sulit dia jawab.

“Itu pertanyaan yang sangat sulit. Saya rasa saya selalu sangat optimis. (Tapi sekarang) Saya menjadi kurang optimis, harus saya akui. Saya hanya bisa mengatakan bahwa kami semakin termotivasi untuk membantu orang-orang di mana pun mereka berada.”

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya