Afghanistan Kecam Posisi Ganda Barat Dalam Perang Israel
- independent.co.uk
Kabul – Otoritas Afghanistan, pada Kamis, 16 November 2023, mengatakan bahwa posisi ganda pemerintah Barat dan organisasi internasional terhadap tindakan Israel di Gaza akan semakin memperkuat keyakinan, bahwa hak asasi manusia hanyalah retotika belaka dalam taktik perang yang digunakan untuk mencapai tujuan politik.
“Bertentangan dengan semua norma manusia, sudah lebih dari 40 hari sejak pasukan Zionis melakukan tindakan brutal di Jalur Gaza dan, setiap hari, mereka terus melanggar semua aturan perang,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Afghanistan, Abdul Qahar Balkhi dalam sebuah pernyataan.
Kantor media pemerintah di Gaza mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tentara Israel, sejauh ini, telah menargetkan 52 pusat kesehatan dan 55 ambulans, sementara 25 rumah sakit kehabisan layanan karena pemboman atau kekurangan bahan bakar dan pasokan medis.
IEA (Emirat Islam Afganistan) kembali mengutuk kebrutalan penjajah Israel terhadap masyarakat Gaza yang tidak berdaya. Mereka juga menganggap pejabat Israel sebagai penjahat perang, dan menganggap tindakan mereka di Gaza sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap semua hukum perang.
Dalam kesempatan yang sama, Afghanistan meminta PBB dan badan-badan hak asasi manusia lainnya untuk mencegah kebrutalan yang berkelanjutan di Gaza dengan mengambil posisi yang jujur, transparan dan adil dalam menghadapi kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan Israel.
"Kami dengan keras mendesak negara-negara Arab dan Islam untuk menanggapi tangisan umat Islam yang tertindas di Gaza, dan untuk memenuhi tanggung jawab agama dan kemanusiaan mereka, melalui posisi dan langkah yang efektif dan bermakna," ujarnya, dikutip dari Middle East Monitor, Jumat, 17 November 2023.
Sebagai informasi, sejak 7 Oktober 2023, setidaknya 11.500 warga Palestina telah terbunuh, termasuk lebih dari 7.800 perempuan dan anak-anak, serta lebih dari 29.200 lainnya terluka, menurut angka terbaru dari otoritas Palestina.
Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, masjid, dan gereja, juga telah rusak atau hancur akibat serangan udara dan darat yang tiada henti dari Israel terhadap wilayah kantong yang terkepung tersebut.