Sosok Abu Ubaidah, Jubir Al-Qassam Hamas Karismatik yang Jadi Ujung Tombak Perlawanan Palestina

Abu Ubaidah
Sumber :
  • The New Arab

VIVA Dunia – Saat ia berbicara di televisi, semua orang menghentikan aktivitasnya dan mendengarkan. Dialah sosok Abu Ubaidah. Namanya terus diulang-ulang oleh banyak orang Palestina

Dilansir dari berbagai sumber, inilah sosok kharismatik tersebut; 

"Abu Ubaidah,” adalah juru bicara militer Brigade Al-Qassam, sayap militer kelompok bersenjata gerakan Hamas

Pria bertopeng (Al-Mulatham dalam bahasa Arab) selalu menempatkan dirinya paling depan saat bertempur dengan Israel, yang menjadikannya pahlawan bagi banyak pendukung Hamas di dunia Arab dan Barat, dan musuh yang dibenci Tel Aviv dan sekutunya.

Abu Ubaidah

Photo :

Nama Abu Ubaidah diambil dari nama Abu Ubaidah bin al-Jarrah yang mana adalah salah satu dari 10 sahabat Nabi Muhammad yang paling setia. Ia adalah Muhajirin dari kaum Quraisy Mekkah dan termasuk yang paling awal untuk memeluk agama Islam. Beliau masuk Islam melalui sayyidina Abu Bakar. 

Abu Ubaidah telah muncul di layar televisi dan sosial media sejak 7 Oktober, setelah Mohammad Al-Deif, komandan Al-Qassam, mengumumkan dimulainya operasi Banjir Al-Aqsa. 

Intervensinya dilakukan setiap beberapa hari sekali, melalui rekaman pidato, mengenakan seragam tentara kamuflase hijau, dan mengenakan keffiyeh merah, untuk mempresentasikan posisi Al-Qassam dan berbicara tentang perkembangan dalam pertempuran tersebut. 

Respons Palestina Usai Norwegia Tolak Lawan Israel di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Sejak dimulainya perang Israel di Jalur Gaza, Abu Ubaidah telah muncul sebelum atau sesudah setiap posisi yang menentukan, dan telah mengelola perang media dengan profesionalisme yang luar biasa di hadapan juru bicara Israel, menurut pendukung Hamas dari Palestina. 

VIVA Militer: Pimpinan Brigade Izz ad-Din al-Qassam, Mohammed Deif

Photo :
  • Youtube
Norwegia Tak Sudi Lawan Israel di Kualifikasi Piala Dunia, Erling Haaland Dkk Tak Bisa Acuh Terhadap Serangan di Gaza

Abu Ubaidah dikenal pertama kali pada tahun 2002 sebagai salah satu petugas lapangan Al-Qassam. Ia berbicara kepada hampir semua media dan konferensi pers, namun tidak pernah memperlihatkan wajahnya, mengikuti contoh mantan pemimpin Al-Qassam, Imad Aqel, yang dibunuh oleh Israel pada tahun 1993. 

Setelah penarikan Israel dari Gaza pada tahun 2005, Abu Ubaidah secara resmi ditunjuk sebagai juru bicara Al-Qassam.

Palestina Apresiasi Sikap Tegas Norwegia, Desak FIFA dan UEFA Sanksi Israel!

VIVA Militer: Pimpinan Brigade Izz ad-Din al-Qassam, Mohammed Deif

Photo :
  • Youtube

Pria tersebut berasal dari kota Naalia di Gaza, yang diduduki Israel pada tahun 1948, dan sekarang tinggal di Jabalia, timur laut Gaza, menurut informasi terbatas yang bersumber dari Israel. 

Rumahnya telah dibom beberapa kali, pada tahun 2008, 2012, 2014, dan pada perang saat ini di Gaza. Pada perang tahun 2014, ia mengumumkan penculikan tentara Israel Shaul Aron di tengah konfrontasi darat. Warga Palestina pada saat itu turun ke jalan di Tepi Barat secara spontan, meneriakkan “perlawanan”. 

Abu Ubaidah sebelumnya memiliki akun di Twitter (saat ini X), dan satu lagi di Facebook, namun kini sudah ditutup. Saat ini, ia mempublikasikan pesan-pesannya di situs resmi Al-Qassam dan menggunakan aplikasi Telegram dan saluran “Al-Aqsa” yang berafiliasi dengan Hamas untuk menyiarkan videonya, yang diterbitkan ulang oleh berbagai saluran satelit dan media. 

Israel mengaku mengetahui identitas sebenarnya juru bicara Hamas tersebut. Juru bicara militer Israel Avichay Adraee mengatakan, "Orang bertopeng tersebut bernama Hudhayfah Kahlout dan bersembunyi di balik keffiyeh dengan nama panggilannya Abu Ubaidah". 

Abu Ubaidah

Photo :
  • The New Arab

Adraee menerbitkan foto Kahlout, menggambarkannya sebagai “pembohong dan pengecut.” 

Baik Hamas maupun Al-Qassam tidak mengomentari informasi tersebut. 

Sebelum perang tahun 2014, Abu Ubaidah memaparkan tesis masternya di Universitas Islam Fakultas Dasar-Dasar Agama dengan judul “Tanah Suci antara Yudaisme, Kristen, dan Islam”. Saat ini, ia dianggap sebagai ujung tombak “perang psikologis melawan Israel" dan menjadi simbol perlawanan rakyat Palestina.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya