Pemadaman Listrik di RS Gaza oleh Israel, 2 Bayi Prematur Meninggal, 37 Lainnya Juga Berisiko
- The Guardian
VIVA Dunia – Dua bayi prematur meninggal di Rumah Sakit al-Shifa di Gaza setelah unit perawatan intensif neonatal berhenti bekerja karena kekurangan listrik, kata direktur fasilitas tersebut.
37 bayi lainnya, juga di unit perawatan intensif neonatal, berisiko kehilangan nyawa karena rumah sakit kehabisan bahan bakar untuk menyalakan inkubator mereka, kata Direktur Mohammed Abu Salmiya.
“Sayangnya, kami kehilangan dua dari 39 bayi karena pemadaman listrik,” kata Abu Salmiya, kepala kompleks medis terbesar di Gaza. “Kita berbicara tentang bayi prematur yang memerlukan perawatan sangat intensif,” lanjutnya, melansir Al Jazeera, Senin, 13 November 2023.
Ia menjelaskan, kedua bayi tersebut meninggal karena kekurangan bahan bakar di rumah sakit yang menyediakan listrik ke inkubator sehingga memungkinkan suhu hangat dan aliran oksigen konstan.
Rumah sakit tersebut telah dikepung dan menjadi sasaran serangan sengit Israel. “Mereka meninggal karena suhu rendah dan kekurangan oksigen. Kami sekarang menggunakan metode primitif untuk menjaga mereka tetap hidup,” kata direktur tersebut.
“Kami punya listrik sampai pagi. Begitu listrik padam, bayi-bayi yang baru lahir ini akan meninggal sama seperti anak-anak lainnya,” Abu Salmiya memperingatkan dengan sedih.
Direktur tersebut juga mengatakan bahwa bayi-bayi tersebut “sekarang terpapar” karena staf medis terpaksa memindahkan mereka dari inkubator unit neonatal. “Kami membungkusnya dengan kertas timah dan menaruh air panas di sebelahnya sehingga kami bisa menghangatkan mereka,” tambahnya.
Mohammed Obeid, salah satu ahli bedah di Rumah Sakit al-Shifa, membenarkan kematian bayi baru lahir tersebut dan mengatakan seorang pasien dewasa juga meninggal karena tidak ada listrik untuk ventilatornya.
"Kami ingin seseorang memberi kami jaminan bahwa mereka dapat mengevakuasi pasien, karena kami memiliki sekitar 600 pasien rawat inap,” katanya, dalam rekaman audio yang diposting oleh badan amal medis Doctors Without Borders (Medecins Sans Frontieres, atau MSF).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan Al-Shifa telah mati listrik selama tiga hari. “Sayangnya, rumah sakit tersebut tidak lagi berfungsi sebagai rumah sakit,” katanya.
Tak hanya Al-Shifa, pada hari Minggu, Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengumumkan bahwa Rumah Sakit Al-Quds, fasilitas besar lainnya di Kota Gaza, tidak dapat digunakan lagi.
PRCS mengatakan rumah sakit tersebut, yang terbesar kedua di Gaza, tidak lagi beroperasi. Penghentian layanan ini disebabkan oleh menipisnya ketersediaan bahan bakar dan pemadaman listrik.
Serangan udara Israel telah menewaskan lebih dari 11.000 orang, termasuk 4.506 anak-anak dan 3.027 wanita, menurut angka terbaru yang dirilis Jumat oleh Kementerian Kesehatan Palestina di Ramallah, yang mengambil data dari wilayah yang dikuasai Hamas.