Negara Mayoritas Muslim Ini Dikecam Setelah Impor Minyak ke Israel
- vstory
Jakarta - Ada sejumlah negara mayoritas muslim yang masih mengimpor minyak ke Israel di tengah-tengah peperangan antara Hamas dan Israel. Hal tersebut mendapatkan kecaman dari negara muslim.
Salah satu negara yang mengecam yaitu Iran. Hal tersebut langsung disampaikan langsung pimpinan tertinggi yaitu Ayatollah Ali Khamenei yang menyuarakan untuk negara-negara Islam dan mayoritas muslim untuk memboikot Israel.
Foto ilustrasi minyak dunia
Namun hal ini berbeda dengan dua negara yaitu Kazakhstan dan Azerbaijan yang masih memasok minyak ke Israel. Seperti dilansir dari berita viva sebelumnya, bahwa kedua negara tersebut telah memasuki sekitar 220.000 barel minyak mentah per hari sejak bulan Mei.
Hal inilah yang membuat kedua negara tersebut mendapatkan kecamanan untuk berhenti memasok minyak ke negara Israel. Pasalnya negara tersebut tengah menjajah Palestina yang merupakan penduduknya kebanyak muslim.
Selain dari Kazakhstan dan Azerbaijan. Pasokan minyak yang didapatkan oleh Israel dari Gabon dan sekutu mereka yaitu Amerika Serikat dan Brasil. Meski demikian, Israel sebenarnya memiliki cadangan minyak, namu tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan energi.
Sebetulnya Israel memiliki cadangan minyak mentah untuk diproduksi. Akan tetapi mereka masih bergabung pada impor untuk kebutuhan energi.
Israel memiliki tiga terminal impor minyak mentah, Ashkelon dan Haifa di pantai Mediterania dan Eilat di Laut Merah. Ashkelon adalah wilayah terpenting, menangani sekitar 180.000 barel per hari.
Serangan rudal Israel menghancurkan wilayah Jabaliya, Gaza, Palestina
- AP Photo/Abdul Qader Sabbah
Seperti diketahui, setelah Israel melakukan serangan besar-besar terhadap Palestina. Banyak negara-negara muslim melakukan boikot terhadap produk zionis itu, termasuk salah satu negara yang melakukan itu adalah Indonesia.
Ali Khamenei Beri Peringatan Keras ke Israel-AS Jika Berani Serang Wilayah Teheran
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pada Sabtu, 2 November 2024, mengeluarkan peringatan keras kepada AS dan Israel untuk tidak menyerang Teheran.
