Bayi Prematur di RS Al Shifa Palestina Meninggal karena Listrik Padam Usai Serangan Israel

Dokter Lintas Batas (MSF) merawat korban luka di RS Al Shifa
Sumber :
  • Samantha Maurin/MSF

Jakarta – Bayi-bayi yang berada di Rumah Sakit Al Shifa di Jalur Gaza, Palestina dilaporkan telah tewas akibat serangan Israel. Seperti diketahui, Israel dengan membabi buta menyerang bagian luar rumah sakit tersebut dan ditambah dengan pemadaman listrik

54 Negara dan Organisasi Desak DK PBB Setop Pasokan Senjata ke Israel

"Bayi-bayi warga Palestina yang baru lahir di inkubator mulai meninggal ketika pasukan Israel mengepung Rumah Sakit Al Shifa di Gaza dalam pengepungan total dan pemadaman listrik," tulis laporan Middle East Eye dilansir pada Minggu, 12 November 2023. 

Direktur Kementerian Kesehatan Palestina Munir al-Bursh menyebut bahwa pemadaman listrik ini membuat sambungan ke inkubator mati. Menurut laporan sementara, setidaknya satu bayi prematur meninggal dunia akibat kekejaman Israel. 

AS Ancam Israel Stop Bantuan Militer jika Tak Segera Perbaiki Situasi Gaza

Dokter Lintas Batas (MSF) merawat korban luka di RS Al Shifa

Photo :
  • Samantha Maurin/MSF

Al-Bursh mengatakan bahwa ada lebih banyak bayi dan pasien dewasa yang memerlukan alat bantu di rumah sakit tersebut. Ia mengatakan bahwa mereka terancam meninggal dunia setiap jamnya apabila listrik tidak segera menyala. 

H-1 Pemilu AS, Kamala Harris Janji Selesaikan Konflik di Gaza Jika Jadi Presiden

"Saluran listrik terputus dan generator berhenti bekerja. Kami dikepung dan tidak bisa meninggalkan tempat kami," katanya kepada Al Jazeera.

RS Al Shifa adalah salah satu rumah sakit di Jalur Gaza yang sampai saat ini masih menjadi sasaran gempuran Israel. Jet tempur dan tank Israel terus menembaki area luar rumah sakit tersebut selama lebih dari 12 jam tanpa henti. 

Keluarga terlantar mengungsi di pekarangan RS Al Shifa Kota Gaza.

Photo :
  • Samantha Maurin/MSF

Kementerian Kesehatan Palestina mendata bahwa sampai Jumat, 10 November 2023 kemarin, setidaknya ada 30 ribu orang yang berada dalam kompleks rumah sakit. Mereka terdiri atas pasien, pengungsi, dan staf medis. 

Sementara itu, Direktur RS al Shifa, Muhammad Abu Salima mengatakan bahwa mereka sudah tidak memiliki persediaan di rumah sakit. Persediaan yang dimaksud seperti air, bahan bakar, dan juga internet. 

“Kita hanya beberapa jam lagi menuju kematian dan dunia menyaksikan kita mati," kata Abu Salima. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya