Presiden Mesir Tolak Usulan AS untuk Ambil Alih Keamanan Gaza dan Lenyapkan Hamas

Tentara Israel Kibarkan Bendera dan Menyanyikan Lagu Kebangsaan di Pantai Gaza
Sumber :
  • Aljazeera

Gaza – Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi menolak usulan AS agar Mesir mengelola keamanan di Jalur Gaza sampai Otoritas Palestina dapat mengambil alih, setelah militan Hamas dapat dikalahkan oleh Israel.

Joe Biden Gelontorkan Rp 10,7 Triliun Bantuan Senjata ke Israel

Al-Sisi dan kepala intelijennya Abbas Kamal diketahui bertemu dengan Direktur Badan Intelijen Pusat (CIA) William Burns di Kairo dan membahas usulan Amerika tersebut.

“Presiden Mesir mengatakan pemerintahnya tidak akan berperan dalam melenyapkan Hamas karena mereka membutuhkan kelompok militan tersebut untuk membantu menjaga keamanan di perbatasan negaranya dengan Jalur Gaza,” kata para pejabat Mesir, dikutip dari Alarabiya, Jumat, 10 November 2023.

Kemlu Prancis Sebut Netanyahu Tidak Bisa Ditangkap ICC karena Punya 'Privilege' Kekebalan Hukum

Presiden AS Joe Biden (kanan) bertemu dengan Presiden Mesir Abdel Fattah Al Sisi

Photo :
  • AP Photo.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, dalam sebuah wawancara, bahwa Israel akan mengambil alih tanggung jawab atas keamanan di Gaza untuk jangka waktu yang tidak terbatas.

Rupiah Menguat, Kesepakatan Genjatan Senjata Israel-Hisbullah Jadi Sorotan

“Saya pikir Israel, untuk jangka waktu yang tidak terbatas, akan memikul tanggung jawab keamanan secara keseluruhan (di Gaza) karena kita telah melihat apa yang terjadi jika kita tidak memilikinya. Ketika kita tidak mempunyai tanggung jawab keamanan, yang kita alami adalah meletusnya teror Hamas dalam skala yang tidak dapat kita bayangkan," kata Netanyahu.

Namun, AS menolak usulan PM Israel. Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan bahwa Israel tidak boleh menduduki kembali Gaza tetapi mungkin ada masa transisi setelah berakhirnya konflik dengan Hamas.

"Gaza tidak bisa terus dipimpin oleh Hamas, jelas juga bahwa Israel tidak bisa menduduki Gaza. Kenyataannya saat ini mungkin diperlukan masa transisi setelah konflik berakhir, namun rakyat Palestina harus menjadi pusat pemerintahan di Gaza dan Tepi Barat," ucap Blinken.

“Kami sangat jelas tidak akan melakukan pendudukan kembali, sama seperti kami sangat jelas tidak akan melakukan perpindahan terhadap penduduk Palestina,” pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya